Di akhir acara, Rido menganggap sekolahnya sukses, meskipun tidak seorang pun mengerti siapa pemenangnya. Dan akhirnya, ketika hasil quick count keluar, semua orang di kampung pun paham. Kemenangan Prano tercatat sebagai kesuksesan yang tulus atas pilihan rakyat, bukan hal gaib.
Walau Rido mencoba berbagai cara untuk meraih suara, semua orang di kampung mulai berpikir bahwa yang penting bukan siapa yang punya 12 partai, tapi siapa yang bisa membuat hidup mereka lebih mudah dan lucu alias tidak pusing mikirin janji-janji palsu. Ibarat lagi pacaran, yang janji doang layak diputus kontrak di atas meterai.
"Kalau kita hanya 30 persen, jangan harap kita bisa bikin orang senang," teriak Rido, tapi suara itu tak lebih dari tawa riuh dari sekolah pemilihnya yang kemungkinan besar akan lebih mengingat pelajaran memahami humor ketimbang politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H