Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyimak Usulan Wapres Gibran: Pentingnya Kebijakan Pendidikan yang Berbasis Riset dan Keseimbangan

26 November 2024   12:00 Diperbarui: 26 November 2024   12:08 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyimak Usulan Wapres Gibran: Pentingnya Kebijakan Pendidikan yang Berbasis Riset dan Keseimbangan

Usulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk menghapus sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) telah memicu berbagai tanggapan, baik dari kalangan masyarakat maupun pengamat pendidikan. Di satu sisi, niat untuk meningkatkan kualitas pendidikan sangatlah baik, namun di sisi lain, keputusan semacam ini perlu ditimbang dengan hati-hati agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi sistem pendidikan di Indonesia.

Peninjauan Sistem Zonasi: Konteks dan Implikasi

Salah satu keuntungan paling signifikan dari sistem zonasi adalah pemerataan akses pendidikan. Dengan menerapkan zonasi, sekolah-sekolah di daerah yang kurang berkembang diharapkan dapat lebih diakses oleh siswa lokal, sehingga mengurangi jarak antara wilayah perkotaan dan pedesaan dalam hal kesempatan pendidikan.

Selain itu, siswa yang bersekolah di dekat rumah akan lebih mudah mengikuti kegiatan belajar, yang berkontribusi pada tingkat kehadiran yang lebih baik, dan mengurangi biaya transportasi yang sering menjadi beban bagi orang tua.

Namun, sistem zonasi juga menghadapi kritikan dari berbagai pihak. Salah satu kekurangan utama adalah potensi untuk mengurangi pilihan sekolah bagi siswa. Siswa mungkin terpaksa bersekolah di lembaga pendidikan yang kualitasnya tidak memenuhi harapan atau tidak sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Dalam konteks ini, kurangnya persaingan antar sekolah dapat mengakibatkan stagnasi dalam peningkatan kualitas pendidikan, karena tidak ada dorongan bagi sekolah untuk terus berinovasi dan memperbaiki program mereka.

Dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian sistem zonasi, langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi yang mendalam sebelum memutuskan apakah sistem ini perlu dihapus atau dipertahankan.

Ini termasuk melakukan survei dan penelitian tentang dampak penerapan zonasi serta mendengarkan masukan dari orang tua, siswa, dan pelaku pendidikan. Kajian yang teliti akan memberikan gambaran yang lebih mendalam mengenai efektivitas sistem zonasi, serta faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan atau kegagalan di berbagai daerah.

Sebelum membuat keputusan akhir, penting untuk memastikan bahwa setiap rekomendasi berlandaskan pada bukti dan riset yang kuat, sehingga kebijakan yang diambil tidak hanya reaktif, tetapi juga responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Penghapusan atau pemeliharaan sistem zonasi harus menjadi topik diskusi yang matang, melibatkan semua pemangku kepentingan, untuk mencapai solusi yang paling adil dan efektif bagi semua anak di Indonesia.

Pendidikan Digital: Tantangan dan Kesiapan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun