Menyimak Usulan Wapres Gibran: Pentingnya Kebijakan Pendidikan yang Berbasis Riset dan Keseimbangan
Usulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk menghapus sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) telah memicu berbagai tanggapan, baik dari kalangan masyarakat maupun pengamat pendidikan. Di satu sisi, niat untuk meningkatkan kualitas pendidikan sangatlah baik, namun di sisi lain, keputusan semacam ini perlu ditimbang dengan hati-hati agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi sistem pendidikan di Indonesia.
Peninjauan Sistem Zonasi: Konteks dan Implikasi
Salah satu keuntungan paling signifikan dari sistem zonasi adalah pemerataan akses pendidikan. Dengan menerapkan zonasi, sekolah-sekolah di daerah yang kurang berkembang diharapkan dapat lebih diakses oleh siswa lokal, sehingga mengurangi jarak antara wilayah perkotaan dan pedesaan dalam hal kesempatan pendidikan.
Selain itu, siswa yang bersekolah di dekat rumah akan lebih mudah mengikuti kegiatan belajar, yang berkontribusi pada tingkat kehadiran yang lebih baik, dan mengurangi biaya transportasi yang sering menjadi beban bagi orang tua.
Namun, sistem zonasi juga menghadapi kritikan dari berbagai pihak. Salah satu kekurangan utama adalah potensi untuk mengurangi pilihan sekolah bagi siswa. Siswa mungkin terpaksa bersekolah di lembaga pendidikan yang kualitasnya tidak memenuhi harapan atau tidak sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Dalam konteks ini, kurangnya persaingan antar sekolah dapat mengakibatkan stagnasi dalam peningkatan kualitas pendidikan, karena tidak ada dorongan bagi sekolah untuk terus berinovasi dan memperbaiki program mereka.
Dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian sistem zonasi, langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi yang mendalam sebelum memutuskan apakah sistem ini perlu dihapus atau dipertahankan.
Ini termasuk melakukan survei dan penelitian tentang dampak penerapan zonasi serta mendengarkan masukan dari orang tua, siswa, dan pelaku pendidikan. Kajian yang teliti akan memberikan gambaran yang lebih mendalam mengenai efektivitas sistem zonasi, serta faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan atau kegagalan di berbagai daerah.
Sebelum membuat keputusan akhir, penting untuk memastikan bahwa setiap rekomendasi berlandaskan pada bukti dan riset yang kuat, sehingga kebijakan yang diambil tidak hanya reaktif, tetapi juga responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Penghapusan atau pemeliharaan sistem zonasi harus menjadi topik diskusi yang matang, melibatkan semua pemangku kepentingan, untuk mencapai solusi yang paling adil dan efektif bagi semua anak di Indonesia.