Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Cara Efektif untuk Menjaga Fokus dan Pemahaman

8 November 2024   20:25 Diperbarui: 8 November 2024   21:52 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi memakai deepAI, dokpri)

Cara Efektif untuk Menjaga Fokus dan Pemahaman

Apakah Anda pernah membuka buku, saat memulai membaca dengan penuh antusias, tetapi tak lama kemudian pikiran melayang entah ke mana? Sebelum sadar, halaman sudah berganti tanpa ada satupun kata yang benar-benar dipahami. Orang menyebutnya dengan istilah Zoning Out. Fenomena "zoning out" ini umum terjadi, baik di kalangan pelajar maupun orang dewasa, terutama ketika sedang membaca bacaan yang menantang atau dalam suasana yang tidak kondusif. Lantas, bagaimana cara efektif untuk mengatasi masalah ini dan kembali menikmati proses membaca?

Berikut ini adalah beberapa metode bertahap yang dapat membantu Anda tetap fokus dan memahami bacaan dengan lebih baik.

1. Kenali Akar Penyebabnya

Sebelum mencoba teknik untuk mengatasi zoning out, penting untuk memahami mengapa hal ini bisa terjadi. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari kelelahan, kurangnya minat pada materi bacaan, hingga gangguan di lingkungan sekitar. Mengidentifikasi alasan utama ini membantu kita memilih cara penanganan yang paling tepat.

Bekerja sebagai editor kadang-kadang saya mengalami hal semacam ini. Tumpukan naskah yang harus segera dibaca, belum lagi diskusi dengan tim marketing tentang trend pasar yang tidak ada titik temu, belum lagi persoalan isi tulisan yang "membingungkan" membawa kejenuhan dan "rasa marah" yang berlebihan pada cara berpikir penulis yang tidak konsisten kadang membuat saya mengalami zoning out. Kalau sudah demikian, naskah-naskah yang cenderung menguras tenaga dan waktu akan dibiarkan sampai "dikejutkan" dengan pertanyaan penulis, "bagaimana nasib naskah saya"? "Maaf, naskah akan segera kami kembalikan karena belum cocok dengan tema yang sedang menjadi perhatian kami saat ini." Demikian kata-kata halus untuk menolak naskah yang jika dibaca selain bisa bikin zoning out juga kepala pening hehe

Selain itu, sering kali penyebabnya lebih bersifat personal (sedang tidak mood atau terbeban oleh tuntutan kerja yang berlebihan namun tidak dibarengi dengan rewards yang didapatkan. Kerja intelektual seperti menerbitkan sebuah buku (menurut pengalaman saya) belum mendapatkan perhatian yang lebih dari perusahaan. Dianggap sudah menjadi tugas dan sudah digaji, maka apapun keadaan si editor naskah harus tetap jadi.

Sebagai orang yang kerja dalam kesunyian (karena editor hanya berhadapan dengan naskah mati entah berupa print out atau file naskah), seorang editor kadang membutuhkan sebuah suasana yang hidup (termasuk berdiskusi dengan bagian marketing, karena merekalah ujung tombak penerbitan di pasar) atau berdiskusi dengan penulis atau sesama editor.

Dengan mengenal akar penyebab zoning out yang dialami, seorang editor bisa mengambil tindakan yang tepat dalam pekerjaannya.

(ilustrasi olahan DeepAI, dokpri)
(ilustrasi olahan DeepAI, dokpri)

2. Praktikkan Mindfulness Reading (Kesadaran Penuh)

Mindfulness reading, atau membaca dengan kesadaran penuh, adalah teknik yang mengajak kita hadir sepenuhnya dalam momen membaca tanpa tergesa-gesa atau teralihkan oleh pikiran yang melayang. Saat membaca dengan mindfulness, kita berfokus pada setiap kata dan kalimat, membiarkan diri menikmati prosesnya dan bukan hanya mengejar akhir cerita atau informasi. Teknik ini tidak hanya meningkatkan pemahaman terhadap isi bacaan, tetapi juga membantu kita menikmati setiap detik membaca, sehingga kegiatan membaca terasa lebih bermakna.

Mindfulness reading cocok bagi siapa saja yang sering "zoning out" saat membaca, atau merasa sulit mengingat isi bacaan. Dengan berlatih mindfulness reading, kita belajar menenangkan pikiran, berfokus pada bacaan, dan membangun keterampilan konsentrasi yang lebih kuat dalam aktivitas sehari-hari.

Teknik mindfulness reading dapat meningkatkan fokus dan kesadaran saat membaca, baik untuk pelajar maupun orang dewasa:

1) Fokus pada satu halaman dalam satu waktu: Saat pikiran mulai melayang, sadari tanpa menghakimi diri sendiri, tarik napas dalam-dalam, dan kembalikan perhatian ke halaman yang sedang dibaca.

2) Membaca perlahan: Cobalah membaca lebih lambat sambil menyadari setiap kata. Ini mirip dengan teknik meditasi yang mengajak Anda hadir sepenuhnya dalam aktivitas membaca.

3) Hindari multitasking: Saat membaca, hindari melakukan aktivitas lain agar perhatian Anda tidak terbagi.

(ilustrasi memakai DeepAI, dokpri)
(ilustrasi memakai DeepAI, dokpri)

3. Catat dan Highlight Poin Penting (Tingkat Dasar)

Mencatat dan menyoroti poin-poin penting adalah teknik membaca dasar yang efektif untuk memperkuat pemahaman dan menjaga fokus. Dengan menandai kalimat atau bagian yang dianggap penting, kita tidak hanya membantu diri sendiri mengingat ide-ide utama tetapi juga menciptakan panduan visual saat perlu mengulas kembali isi bacaan.

[Seorang editor yang "baik dan murah" hati biasanya memberikan catatan-catatan yang perlu di naskah seseorang. Memberi penekanan tertentu agar dielaborasi lebih mendalam oleh si penulis agar tulisan semakin tajam dan berisi. Bahkan ada yang "ganas" dengan memberi tanda merah besar-besar pada naskah. Tetapi jika tidak peduli, seorang editor akan "melempar" naskah itu ke keranjang sampah dan tidak akan menyentuh lagi. Kalau penulis mengirimkan perangko balasan, akan segera dikirim pulang tanpa catatan perbaikan apapun. Beruntunglah para penulis zaman ini yang jarang sekali mendapatkan perlakuan "kejam" dari para editor. Apalagi dengan menjamurnya berbagai event menulis yang terjadi malah orang mengejar kuantitas, berapa buku yang diterbitkan, bukan bagaimana isi buku itu berkualitas atau tidak. Bahkan dengan adanya berbagai antologi penulisan, seringkali penulis yang malas mulai asal menulis, lainnya terserah editor karena baik atau tidak pasti akan diterbitkan, "kan aku sudah bayar biaya percetakannya]

Metode ini sangat bermanfaat bagi pelajar atau siapa saja yang ingin menyerap informasi secara lebih terstruktur, karena menyoroti poin-poin penting dan membuat catatan singkat di tepi halaman akan memudahkan kita memahami serta menyimpan informasi secara lebih mendalam.

Teknik ini sangat bermanfaat, terutama bagi pelajar yang memerlukan pemahaman menyeluruh terhadap materi: 1) Gunakan highlighter untuk menandai poin-poin penting atau bagian yang menarik perhatian. Ini membantu menjaga fokus pada ide utama. 2) Buat catatan di tepi halaman atau gunakan sticky notes. Ini melibatkan aktivitas fisik yang turut memperkuat daya ingat. Dan 3) Gunakan peta konsep atau diagram untuk ide-ide yang lebih kompleks, membantu memvisualisasikan isi bacaan.

4. Teknik SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) -- Tingkat Menengah

Teknik SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) adalah metode membaca bertingkat yang dirancang untuk membantu pembaca memahami dan mengingat informasi secara lebih mendalam. Ideal untuk materi yang kompleks, metode ini dimulai dengan membaca cepat untuk mendapatkan gambaran (Survey), lalu mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan (Question) untuk memancing rasa ingin tahu. Selanjutnya, pembaca menyelami bacaan dengan lebih teliti (Read), merangkum kembali informasi dengan kata-kata sendiri (Recite), dan meninjau ulang poin penting (Review) untuk memperkuat ingatan. Dengan mengikuti tahapan ini, pembaca dapat lebih mudah menangkap ide utama dan mempertahankan fokus, menjadikan SQ3R sebagai strategi yang cocok bagi pelajar maupun orang dewasa yang ingin memahami bacaan secara mendetail.

Teknik SQ3R sangat ideal untuk memahami materi secara mendalam tanpa harus membaca seluruh buku secara detail: 1) Survey (Meninjau): Baca sekilas judul, subjudul, dan ringkasan untuk mendapatkan gambaran umum. 2) Question (Bertanya): Ajukan pertanyaan seperti "Apa ide utamanya?" atau "Bagaimana konsep ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?" 3) Read (Membaca): Baca dengan tujuan menjawab pertanyaan yang sudah Anda ajukan. 3) Recite (Mengulang): Setelah membaca, coba jelaskan isi bacaan dengan kata-kata sendiri. 4) Review (Meninjau Ulang): Kembalilah pada poin utama untuk memperkuat ingatan, membantu informasi tersimpan lebih lama.

5. Skimming dan Scanning (Tingkat Lanjut)

Skimming dan scanning adalah teknik membaca cepat tingkat lanjut yang memungkinkan pembaca menemukan informasi penting tanpa harus membaca seluruh teks secara detail. Skimming membantu kita mendapatkan gambaran umum dengan membaca judul, subjudul, dan kalimat utama, sedangkan scanning memungkinkan kita mencari kata kunci atau detail spesifik dalam teks dengan cepat. Kedua teknik ini sangat efektif saat kita membutuhkan pemahaman garis besar atau mencari informasi tertentu dalam waktu singkat, seperti dalam artikel panjang, laporan, atau buku teks. Dengan menguasai skimming dan scanning, pembaca dapat menyaring informasi lebih efisien dan menghemat waktu tanpa mengabaikan inti bacaan.

Untuk orang dewasa atau pelajar yang mencari informasi utama dengan cepat, skimming dan scanning adalah teknik yang tepat: 1) Skimming: Fokus pada judul, subjudul, dan kalimat utama dari setiap paragraf untuk memahami garis besar bacaan tanpa membaca semuanya. 2) Scanning: Teknik ini lebih spesifik, cocok untuk mencari informasi tertentu seperti istilah atau konsep penting.

6. Atur Jadwal dan Batasi Durasi Membaca

Mengatur jadwal dan membatasi durasi membaca adalah strategi penting untuk menjaga konsentrasi dan mencegah kelelahan saat membaca dalam waktu lama. Membaca tanpa jeda sering kali menyebabkan menurunnya fokus dan berpotensi memicu "zoning out," terutama saat menghadapi materi yang berat. 

Dengan menetapkan waktu khusus dan menggunakan teknik seperti metode Pomodoro, di mana kita membaca selama 20-30 menit lalu beristirahat sejenak, pikiran tetap segar dan siap menerima informasi baru. Metode ini tidak hanya membantu meningkatkan daya serap dan pemahaman tetapi juga membangun rutinitas membaca yang konsisten, sehingga kita lebih mudah mencapai tujuan membaca secara efektif.

(ilustrasi olahan DeepAI, dokpri)
(ilustrasi olahan DeepAI, dokpri)

[Metode Pomodoro adalah teknik manajemen waktu yang dirancang untuk meningkatkan fokus dan produktivitas dengan membagi waktu kerja menjadi interval pendek yang teratur. Biasanya, metode ini menggunakan interval 25 menit, yang disebut pomodoro (kata Italia untuk "tomat," dari timer dapur berbentuk tomat yang sering digunakan). Setelah 25 menit bekerja fokus, kita mengambil istirahat singkat selama 5 menit. Siklus ini diulang hingga empat kali, setelah itu kita mengambil istirahat yang lebih panjang, biasanya 15-30 menit. Manfaat utama metode Pomodoro adalah membantu mengurangi kelelahan mental, meningkatkan fokus, dan menghindari gangguan. Dengan bekerja dalam interval teratur, metode ini membantu kita tetap produktif sekaligus menjaga energi sepanjang hari.]

7. Ciptakan Suasana yang Kondusif

Suasana yang kondusif sangat penting dalam mendukung konsentrasi dan kenyamanan saat membaca, terutama ketika materi yang dibaca menuntut pemahaman yang mendalam. Lingkungan yang bebas dari gangguan, dengan pencahayaan yang cukup dan suasana yang tenang, dapat membuat pikiran lebih mudah fokus dan menurunkan risiko "zoning out." Sebagai contoh, seseorang yang membaca di ruangan tenang dengan pencahayaan alami yang cukup akan lebih mudah menangkap informasi dibandingkan jika ia berada di tempat ramai atau gelap. Mengatur ruang baca yang nyaman, seperti memilih tempat duduk ergonomis, menyingkirkan perangkat yang berpotensi mengganggu (misalnya, mematikan notifikasi ponsel atau menggunakan headphone peredam suara), memungkinkan kita menikmati waktu membaca dan menangkap informasi lebih optimal. Dengan menciptakan kondisi yang tepat, pengalaman membaca akan terasa lebih menyenangkan dan efektif.

8. Ambil Waktu untuk Refleksi

Meluangkan waktu untuk refleksi setelah membaca adalah langkah penting untuk memperdalam pemahaman dan menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada. Dengan mengambil jeda untuk merenungkan isi bacaan, kita memberi diri kesempatan untuk menginternalisasi ide-ide utama, mempertimbangkan maknanya, dan melihat bagaimana informasi tersebut relevan dengan kehidupan atau tujuan pembelajaran kita. Misalnya, setelah membaca bab dari buku nonfiksi, kita bisa merenungkan poin-poin kunci dan bagaimana konsep tersebut bisa diterapkan dalam situasi nyata. Refleksi ini membantu mempertahankan informasi lebih lama, menjadikan pengalaman membaca tidak hanya sekadar menyelesaikan halaman, tetapi juga sebagai sarana pengembangan diri yang bermakna.

Dengan teknik-teknik bertahap ini, Anda bisa mengatasi zoning out dan mendapatkan pengalaman membaca yang lebih fokus dan bermakna. Setiap orang mungkin memiliki teknik yang lebih cocok sesuai dengan kebiasaan masing-masing, jadi cobalah beberapa metode di atas dan lihat mana yang paling efektif. Selamat membaca dan selamat mencoba!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun