Kebangkrutan Sritex berdampak langsung pada karyawan yang terpaksa harus mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Ribuan pekerja dan keluarganya harus menghadapi ketidakpastian masa depan dan kemungkinan kehilangan pendapatan utama mereka. Ini menimbulkan efek domino di lingkungan sekitar pabrik, terutama bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya di sektor kuliner. Sebelum kebangkrutan, banyak UMKM, seperti warung makan, penjual makanan ringan, dan minuman, sangat mengandalkan karyawan Sritex sebagai konsumen utama mereka. Kehilangan ribuan pelanggan ini berdampak langsung pada pendapatan harian mereka.
Imbas PHK Sritex Terhadap UMKM Kuliner di Sekitar Pabrik
Pertama, Penurunan Omzet dan Pendapatan. Banyak UMKM kuliner yang bergantung pada karyawan Sritex sebagai pelanggan utama mereka. Dengan berkurangnya aktivitas karyawan di sekitar pabrik, omzet UMKM ini pun turun drastis. Para pemilik warung makan, kantin, dan penjual makanan keliling yang biasa melayani karyawan Sritex kini menghadapi kesulitan finansial, bahkan ada yang terpaksa harus menutup usaha mereka.
Kedua, Rantai Ekonomi yang Terputus. Kehilangan pelanggan dalam jumlah besar menyebabkan rantai pasokan ekonomi terganggu. Misalnya, pemasok bahan pangan untuk warung makan ikut terdampak, sehingga masalah ini meluas hingga ke sektor hulu. Para petani dan pedagang sayur, daging, dan bahan baku lainnya yang biasa memasok produk ke UMKM di sekitar pabrik juga mengalami penurunan pendapatan.
Ketiga, Berpotensi Menambah Pengangguran. Banyak UMKM yang menggantungkan hidupnya pada keberadaan karyawan pabrik mungkin juga terpaksa melakukan PHK pada pekerjanya sendiri karena penurunan omzet. Kondisi ini pada akhirnya memperburuk tingkat pengangguran di wilayah sekitar dan berpotensi memperburuk kemiskinan lokal.
Langkah Pemerintah untuk Mengatasi Dampak Kepailitan Sritex
Untuk menghadapi dampak luas ini, pemerintah perlu segera melakukan langkah-langkah konkret, tidak hanya untuk membantu karyawan yang terdampak, tetapi juga untuk mempertahankan UMKM di sekitar pabrik agar tetap bertahan:
Pertama, Bantuan Sosial dan Kesehatan untuk Karyawan yang Terdampak. Pemerintah perlu mengalokasikan bantuan sosial berupa kebutuhan dasar seperti pangan dan layanan kesehatan bagi karyawan yang terkena PHK. Bantuan ini penting untuk menjaga stabilitas sosial dan kesejahteraan mereka yang terdampak langsung.
Kedua, Program Pelatihan dan Reskilling untuk Karyawan. Untuk mendukung karyawan yang kehilangan pekerjaan agar dapat beradaptasi di sektor lain, pemerintah perlu menyediakan program pelatihan keterampilan atau reskilling. Pelatihan ini memungkinkan para karyawan mengembangkan keterampilan baru yang relevan dengan pasar kerja saat ini atau bahkan untuk membuka usaha mandiri.
Ketiga, Stimulus Ekonomi untuk UMKM di Sekitar Pabrik. Pemerintah juga perlu memberikan stimulus atau subsidi kepada UMKM yang terdampak, terutama di sektor kuliner. Dukungan ini bisa berupa bantuan modal, keringanan pajak, atau pelatihan untuk mendiversifikasi produk agar bisa menarik lebih banyak pelanggan.
Keempat, Mengundang Investor Baru untuk Menghidupkan Ekonomi Lokal. Untuk mempertahankan industri tekstil dan mendorong investasi, pemerintah bisa mengupayakan pencarian investor baru yang potensial untuk mengambil alih atau menghidupkan kembali kapasitas produksi Sritex. Hal ini tidak hanya bisa menyelamatkan lapangan kerja bagi mantan karyawan, tetapi juga menghidupkan kembali ekonomi lokal dan UMKM di sekitarnya.