Bagi siswa ini (dan jutaan temannya yang lain di mana saja), ibunya adalah sumber kasih sayang, kekuatan, dan inspirasi yang membuatnya terus merasa dihargai meskipun tanpa kehadiran seorang ayah.
Sedangkan, siswa kedua mencerminkan kebahagiaan dan rasa syukur yang utuh atas keberadaan kedua orangtuanya. Sang siswa menggambarkan bagaimana ia merasa diberkahi dengan kehadiran ayah dan ibu yang memberikan kasih sayang tanpa syarat.
Dengan rasa syukur yang dalam, ia merasa bahwa cinta dari kedua orangtua adalah hadiah terindah dalam hidupnya, sebuah anugerah yang tak ternilai.Â
Kesederhanaan ungkapan terima kasihnya menunjukkan bahwa apresiasi yang tulus tidak harus diucapkan dengan kata-kata yang megah; sering kali kata-kata sederhana justru paling bermakna.
Dari surat-surat yang dibuat para siswa saya tersebut (ada 30 anak dengan 30 gaya penulis dan pengalaman), saya bisa menegaskan di sini bahwa menulis surat dapat membantu siswa mengungkapkan perasaan mereka dengan lebih jujur dan mendalam, serta meningkatkan rasa empati mereka. Bagi siswa yang selama ini kesulitan menyampaikan perasaan secara verbal, surat menjadi cara aman dan personal untuk menyalurkan emosi mereka.
2. Menumbuhkan Cinta Bahasa dengan Aktivitas Sehari-hari
Menulis surat cinta dalam bahasa Indonesia juga memperkenalkan mereka pada kekayaan bahasa kita yang memiliki berbagai pilihan kata untuk mengekspresikan emosi.
Dalam surat cinta, siswa belajar menggunakan bahasa Indonesia dengan penuh kehalusan, memilih kata-kata yang tepat untuk menyampaikan perasaan mereka.
Dengan latihan menulis seperti ini, siswa lebih tertarik untuk membaca dan mencari kosakata baru, yang secara tidak langsung mengasah kecintaan mereka terhadap bahasa Indonesia.
Dari sudut pandang pendidikan, memberikan tugas-tugas seperti ini merupakan strategi yang menyenangkan untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa. Mereka tidak merasa terpaksa, justru menikmati prosesnya karena kegiatan ini relevan dengan kehidupan mereka.
Hal ini sejalan dengan konsep belajar dengan hati untuk berkomunikasi dengan hati yang mendorong siswa untuk belajar tanpa tekanan, melainkan dengan rasa cinta dan ketulusan.