Merayakan Jejak Inspiratif Para Kompasianer: Dari Pendidikan Hingga Lingkungan
Dalam dunia yang kerap kali dikuasai oleh kebisingan dan kesibukan, sekelompok penulis muncul sebagai pelita harapan, menerangi jalan menuju perubahan. Dari sudut-sudut ruang kelas yang sunyi hingga hiruk-pikuk kota yang penuh tantangan, para Kompasianer telah mengukir jejak inspiratif yang tak hanya menyentuh hati, tetapi juga mendorong kita untuk berpikir, beraksi, dan bertransformasi. Mari kita eksplorasi bersama kisah-kisah menakjubkan mereka, yang bukan hanya menampilkan bakat, tetapi juga menegaskan bahwa setiap kata yang ditulis memiliki potensi untuk mengubah dunia, membawa kita ke dalam perayaan karya yang menggetarkan jiwa.
***
Saya aktif menulis di Kompasiana baru sekitar 7 bulanan (dimulai bulan April). Tetapi jejak kekaguman dan apresiasi patut diangkat lewat tulisan ini untuk para kompasianer baik mereka yang masuk dalam kategori Kompasiana of the Year 2024 ataupun mereka yang tidak masuk kategori manapun namun tetap tekun berbagi di media ini.
Kompasiana telah menjadi sebuah “rumah bersama” tempat lahirnya segala ide, gagasan dan karya-karya yang luar biasa dengan segala genrenya. Ada yang bertekun dengan dunia sastra (cerpen, puisi) yang oleh kompasiana diberikan kolom khusus bernama “Fiksiana yang meliputi: cerpen, cerbung, puisi, horror dan roman). Ada yang bertekun dengan travalling, opini, lifestyle dan lain-lain. Semua itu menunjukkan bahwa Kompasiana telah menjadi sebuah “Komunitas” serba ada yang patut diapresiasi.
Ada yang terus berbagi tanpa peduli tulisan atau postingannya menjadi Artikel Pilihan atau Artikel Utama. Bagi mereka kompasiana menjadi “rumah arsip online” tempat mereka menyimpan aneka kekayaan intelektual mereka dalam berbagai “laci” yang disiapkan. Ada yang sudah menulis atau menayangkan lebih dari tiga ribu enam ratusan postingan tapi belum ada satupun yang masuk kategori AU. Atau seperti Mas Andriyanto (telah menulis 430 artikel) yang tekun menulis tentang aneka keajaiban di masa lalu tapi baru tiga artikel yang masuk kategori AU dan masih banyak sahabat kompasianer lainnya yang bertekun dengan caranya sendiri-sendiri.
Tentang Apresiasi Kompasianer Of The Year 2024
Kemarin Sabtu, 2 November 2024 Kompasianival 2024 digelar di Chillax Sudirman, Jakarta. Teman-teman yang mendaftar menghadiri langsung di lokasi pengumuman para pemenang dari beberapa kategori. Ada rasa bangga ketika melihat beberapa teman yang mengirimkan foto saat mereka di lokasi. Yang utama adalah anugerah perjumpaan sahabat dan saudara yang baru dalam keluarga Kompasiana. Menarik dan luar biasa!
Tentu para kompasianer yang terkasih, dalam setiap tulisan, ada kekuatan yang mampu mengubah pandangan dan mendorong tindakan. Tahun ini, kita merayakan para Kompasianer yang telah mengukir prestasi luar biasa dan memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat melalui karya-karya mereka. Mari kita tengok jejak inspiratif dari para nominee yang telah membuktikan bahwa penulisan bukan sekadar hobi, tetapi juga panggilan untuk mengedukasi dan memberdayakan.
Akbar Pitopang, yang dinobatkan sebagai Kompasianer Of The Year 2024, menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam menggambarkan dunia pendidikan kepada pembacanya. Karya-karyanya yang mendalam dan menggugah semangat membantu masyarakat memahami tantangan dan harapan di dunia pendidikan. Dengan setiap tulisannya, Akbar mengajak kita untuk berpikir lebih dalam tentang masa depan pendidikan di Indonesia, menjadikannya panutan bagi banyak orang.
Akbar seorang guru penggerak yang telah menulis 988 artikel. Dari artikel sebanyak itu 631 masuk Artikel Pilihan dan 433 masuk kategori Artikel Utama dan 3 artikel ditayang di Kompas.com. Ketekunannya patutlah mendapatkan apresiasi. Dan Kompasiana menganugerahkannya tahun ini. Luar biasa.
Di sisi lain, Budi Susilo tampil gemilang sebagai pemenang Best In Citizen Journalism dan People Choice. Lewat reportasenya yang komprehensif, Budi menghidupkan kisah kehidupan sosial dan ekonomi di Bogor. Keberaniannya dalam mengangkat isu-isu kebijakan pemerintah dengan fakta dan suara rakyat menjadikannya jembatan antara masyarakat dan pengambil keputusan. Karyanya membuktikan bahwa jurnalisme warga memiliki kekuatan untuk menyuarakan harapan dan mengkritisi ketidakadilan.
Budi Susilo termasuk penulis senior (lama) di Kompasiana. Ia bergabung sejak tahun 2011 dan telah menulis 1331 artikel. 1245 menjadi Artikel Pilihan dan 290 Artikel Utama. Lagi-lagi tentang sebuah konsistensi dan ketekunan untuk berbagi membuahkan penghargaan.
(Siska Fajaranny, Kompasiana.com)
Dalam ranah lifestyle dan film, Siska Fajaranny menjadi sorotan berkat artikel-artikelnya yang segar dan menghibur. Gaya penulisannya yang santai membuat pembaca merasa seolah sedang bercengkerama dengan sahabat. Siska berhasil menghadirkan inspirasi dan rekomendasi yang relevan, menjadikan setiap tulisannya sebagai sumber hiburan dan informasi yang menarik. Ia membuktikan bahwa tulisan dapat menjadi medium untuk berbagi kegembiraan dan pengalaman.
Siska Fajaranny yang baru bergabung Januari 2023 telah menulis 299 artikel, 119 diantaranya masuk kategori Artikel Utama dan 283 Artikel Pilihan.
Dina Amalia, sebagai pemenang Best In Opinion, dengan cermat menyampaikan pandangannya mengenai pasang surut industri buku di era digital. Karya-karyanya mengajak kita untuk merenungkan dampak pembajakan buku dan pentingnya melestarikan karya literasi. Dengan ketajaman analisisnya, Dina menunjukkan bahwa setiap suara dalam diskusi tentang literasi sangatlah berarti.
Dina Amalia bergabung di Kompasiana sejak Juni 2022, telah menulis 136 artikel dengan 41 diantaranya menjadi Artikel Utama dan 113 menjadi Artikel Pilihan. Konsistensinya menulis tentang perbukuan (lama dan digital) membuatnya mendapatkan ganjaran Best In Opinion.
Sementara itu, Itha Abimanyu mengajak pembaca menyelami keindahan dalam kegelapan. Karya fiksi dan puisi yang ditawarkannya memberikan nuansa mendalam, memicu emosi, dan mengajak pembaca untuk merenungkan perjalanan hidup. Setiap baitnya seolah membawa kita ke dalam dunia yang penuh makna, di mana kesedihan dan keindahan berpadu dalam harmoni.
Itha Abimanyu bergabung sejak Desember 2020, telah menulis 471 puisi, dengan 469 Artikel Pilihan dan 34 Artikel Utama. Puisi-puisinya menawarkan diksi yang indah dengan pesan yang menarik tentang kehidupan, kerinduan dan cinta.
Dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih baik, Tutut Setyorinie menjadi sosok yang tak hanya menulis, tetapi juga bertindak nyata. Melalui edukasi mengenai pembuatan kompos mandiri, Tutut menginspirasi banyak orang untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan mengurangi sampah rumah tangga. Tindakan nyata ini menunjukkan bahwa perubahan dimulai dari langkah kecil yang bisa dilakukan setiap individu.
Tutut Setyorinie bergabung dengan Kompasiana sejak Juli 2016 dan menulis 319 artikel, dengan rincian 258 Artikel Pilihan dan 113 Artikel Utama. Kecintaan dan keprihatinannya pada lingkungan hidup membuatnya setia menulis aneka tema yang berkaitan dengan penghijauan dan sejenisnya.
Para pemenang di atas telah memperlihatkan kepada kompasianer bahwa hanya dengan cinta, ketekunan, dan kesetiaan mengembangkan kepedulian kepada ide-ide dasar mereka menjadi sebuah tulisan, sebuah kisah seseorang akan menuai penghargaan. Seorang penulis memang tidak pernah mencari penghargaan lewat tulisannya. Penghargaan hanya bonus atas kerja keras yang telah diraih. Semoga kemenangan mereka menjadi inspirasi bagi kompasianer lainnya.
Tidak kalah penting, Komunitas Traveler Kompasiana (KOTEKA) merayakan sembilan tahun perjalanan yang penuh aktivitas dan kreativitas. KOTEKA tak hanya sekadar komunitas, tetapi juga wadah bagi para pencinta perjalanan untuk berbagi pengalaman dan belajar satu sama lain. Dengan berbagai kegiatan menarik yang diselenggarakan, KOTEKA berhasil menciptakan suasana kekeluargaan yang kuat, menjadikan setiap anggotanya merasa bagian dari sesuatu yang lebih besar.
Melalui karya-karya mereka, para nominee Kompasianer tahun ini telah menorehkan jejak inspiratif yang membawa perubahan positif di masyarakat. Mari kita rayakan dedikasi, semangat, dan keberanian mereka dalam mengangkat suara rakyat, mengedukasi, dan menciptakan lingkungan yang lebih baik. Inilah bukti nyata bahwa penulisan memiliki kekuatan untuk menginspirasi dan membawa perubahan. Teruslah berkarya, para Kompasianer!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H