Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kulit yang Terkupas, Harapan yang Tersisa

14 Oktober 2024   22:12 Diperbarui: 14 Oktober 2024   22:12 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi hasil olahan GemAIBot, dokpri)

Tentu ini mengejutkan bagi Ardi, dan mungkin bagi seluruh warga Warga Jaya, adalah ketika mereka menyadari bahwa pemerintahan baru ini ternyata tidak benar-benar baru. Beberapa dari mereka, termasuk Bapak Rendy, adalah bagian dari pemerintahan lama yang sekarang bekerja keras untuk memperbaiki diri dan belajar dari kesalahan. Sesungguhnya, kacang itu masihlah sama, hanya saja kulitnya kini dipoles dan diperbaiki agar lebih kuat menghadapi masa depan.

Harapan baru itu tumbuh dari kesadaran bahwa meskipun kulit yang busuk telah terkupas, apa yang tersisa bisa tetap bermanfaat jika diperbaiki dan dihargai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun