Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Pilihlah Pemimpin yang "Pro-Lima"

9 Oktober 2024   21:27 Diperbarui: 11 Oktober 2024   07:31 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi dinamika hidup Gen Z, olahan GemAIBot, dokpri)

Tak kalah penting, akses terhadap layanan konseling dan kesehatan mental harus menjadi prioritas bagi pemimpin yang ingin memastikan kesejahteraan psikologis Generasi Z. 

Pemimpin yang pro-Generasi Z akan berkomitmen untuk menyediakan fasilitas kesehatan mental yang mudah diakses di sekolah, kampus, dan komunitas, sehingga anak muda memiliki tempat yang aman untuk berbagi masalah mereka.

Dukungan ini bisa berupa layanan konseling gratis, pelatihan mental health first aid, serta pembentukan kelompok pendukung yang berbasis komunitas. 

Selain itu, pemimpin juga perlu memfasilitasi kolaborasi dengan para ahli psikologi dan lembaga kesehatan untuk menciptakan strategi pencegahan dan penanganan dini bagi masalah-masalah mental yang umum dihadapi anak muda, seperti kecemasan, depresi, dan isolasi sosial. 

Dengan dukungan yang tepat, Generasi Z akan lebih siap menghadapi tekanan hidup modern, tidak hanya sebagai individu yang kuat secara mental, tetapi juga sebagai kontributor positif bagi masyarakat.

Pro-Etika dan Moral (Anti Korupsi)

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Kasus korupsi yang terus bermunculan tidak hanya merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, tetapi juga memperlambat pembangunan dan memperburuk ketimpangan sosial.

 Pemimpin yang pro-etika dan moral harus mampu menunjukkan sikap yang tegas dan berani dalam memerangi korupsi di semua level pemerintahan. Transparansi dalam penggunaan anggaran, akuntabilitas dalam setiap kebijakan, dan keterbukaan terhadap pengawasan publik harus menjadi pilar utama dalam menjalankan tugasnya.

Pemimpin yang memiliki komitmen moral kuat tidak akan terjebak dalam lingkaran nepotisme atau favoritisme, di mana jabatan dan kekuasaan disalahgunakan demi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. 

Mereka harus konsisten menegakkan aturan hukum yang adil dan merata, tanpa pandang bulu, serta melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang demokratis.

Lebih dari sekadar menjalankan pemerintahan yang bersih, pemimpin yang pro-etika dan moral juga harus menjadi inspirasi bagi generasi muda. Di tengah semakin surutnya kepercayaan publik terhadap pejabat negara, teladan seorang pemimpin yang berintegritas akan menjadi titik balik bagi masa depan bangsa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun