Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pesan Kemanusiaan Mangunwijaya

6 Oktober 2024   13:15 Diperbarui: 7 Oktober 2024   12:17 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketidakadilan yang ia hadapi bukan hanya ketidakadilan sosial, tetapi juga ketidakadilan struktural dan politik yang sering kali membuat masyarakat kecil dan tertindas tidak memiliki ruang untuk bersuara.

Kehadirannya di Kali Code, Kedung Ombo, dan Grigak adalah contoh nyata dari sikap tegasnya untuk berdiri di sisi mereka yang terpinggirkan.

Di Kali Code, misalnya, Romo Mangun tidak hanya menyediakan hunian layak bagi masyarakat miskin yang tinggal di bantaran sungai, tetapi juga memberikan mereka kekuatan untuk melawan penggusuran paksa yang kerap terjadi atas nama pembangunan.

Baginya, pembangunan yang mengorbankan masyarakat kecil adalah bentuk ketidakadilan yang harus dilawan.

Begitu juga di Kedung Ombo, di mana Romo Mangun dengan lantang menentang pembangunan bendungan besar yang mengancam kehidupan ribuan warga yang akan tergusur dari tanah mereka. Ia berdiri bersama para petani dan penduduk desa yang suaranya tak didengar oleh pemerintah.

Romo Mangun dengan tegas menyuarakan bahwa pembangunan tidak boleh dilakukan dengan cara-cara yang merampas hak asasi manusia, termasuk hak atas tanah dan kehidupan yang layak.

Di Grigak, ia juga melanjutkan perjuangannya dengan mendampingi masyarakat pesisir yang terancam oleh eksploitasi lingkungan yang tidak bertanggung jawab.

Romo Mangun menunjukkan bahwa ketidakadilan dalam bentuk apapun -- entah itu sosial, ekonomi, atau lingkungan -- harus diperangi, dan bahwa masyarakat kecil yang tidak memiliki kekuatan politik atau ekonomi berhak mendapatkan pembelaan.

Perjuangan Romo Mangun melawan ketidakadilan bukanlah perjuangan yang mudah. Ia sering kali harus berhadapan dengan kekuatan besar, baik itu pemerintah maupun korporasi yang memiliki kepentingan ekonomi dalam proyek-proyek pembangunan yang ia kritisi.

Namun, meskipun menghadapi risiko besar, Romo Mangun tidak pernah mundur. Baginya, membela mereka yang lemah dan tidak bisa membela diri sendiri adalah panggilan moral yang tidak bisa diabaikan.

Ia percaya bahwa ketidakadilan harus dihadapi dengan keberanian dan solidaritas, dan bahwa perubahan hanya akan terjadi jika ada yang berani berdiri untuk kebenaran dan keadilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun