Akhirnya, pendidikan Indonesia membutuhkan sebuah visi yang tidak hanya melayani kepentingan jangka pendek pemerintah, tetapi juga masa depan bangsa. Di sinilah pentingnya konsistensi dan komitmen untuk membangun pendidikan yang benar-benar merdeka -merdeka dari intervensi politik yang menghambat perkembangan dan merugikan generasi muda.
Untuk menutup artikel ini saya sertakan puisi saya berikut seperti sebuah kesimpulan atas semua yang sudah dibahas di atas:
Di ruang kelas yang sunyi bergema,
Tangan-tangan kecil mengeja dunia,
Namun beban ilmu kian berat, tak berdaya,
Apakah kita mengerti apa yang mereka terima?
Setiap rezim datang dengan janji baru,
Mengganti arah, mengguncang waktu,
Guru dan siswa menunggu dengan ragu,
Quo vadis pendidikan kita, kemana kau tuju?
Tak hanya tentang hafalan yang dipaksa,
Tapi tentang jiwa yang ingin merdeka,
Anak-anak bertanya dalam asa,
Akankah pendidikan menjadi cahaya atau tetap luka?
Alfred B. Jogo Ena
Guru tidak tetap di beberapa sekolah
(Tulisan ini pendapat pribadi, tidak mewakili sekolah manapun)
*pertanyaan ini lebih relevan saat nanti Prabowo sudah dilantik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H