Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Masih Saktikah Engkau, Ketika Korupsi Menggurita

1 Oktober 2024   11:42 Diperbarui: 1 Oktober 2024   11:42 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih Saktikah Engkau, Ketika Korupsi Menggurita

Di atas langit biru, terselip doa suci,
Namun tangan hitam menyapu cermin nurani,
Ketuhanan tinggal nama, hampa di jiwa,
Korupsi menggulung, mengoyak arti hakikat-Nya,
Masihkah kita sujud di bawah bayang ilusi?

Darah mengalir di kaki jalan berdebu,
Adil tak lagi berharga, tertelan nafsu,
Kemanusiaan tergadai di meja penuh lembaran,
Keserakahan jadi raja, rakyat jadi korban,
Adakah adab tersisa di relung kegelapan?

Tanah air terbelah, direnggut kepentingan pribadi,
Persatuan kian pudar, terpecah oleh janji,
Korupsi menjalar, memecah sabuk Nusantara,
Di mana semangat juang, di mana sumpah setia,
Masihkah kita satu di tengah dendam dan dusta?

Suara rakyat ditelan ego dan ambisi,
Pemimpin duduk tinggi, lupa akan janji,
Permusyawaratan hanyalah sandiwara kosong,
Kebijaksanaan terkikis, terjual dalam bingkai bohong,
Di mana wakil yang mengerti jerit nurani?

Mimpi tentang adil terbang jauh bersama angin,
Keadilan hanya bagi mereka yang mampu dan yakin,
Yang kecil terinjak, yang lemah tertindas,
Sementara korupsi merajalela tanpa batas,
Masihkah ada harapan bagi keadilan yang pantas?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun