Masih Saktikah Engkau, Ketika Korupsi Menggurita
Di atas langit biru, terselip doa suci,
Namun tangan hitam menyapu cermin nurani,
Ketuhanan tinggal nama, hampa di jiwa,
Korupsi menggulung, mengoyak arti hakikat-Nya,
Masihkah kita sujud di bawah bayang ilusi?
Darah mengalir di kaki jalan berdebu,
Adil tak lagi berharga, tertelan nafsu,
Kemanusiaan tergadai di meja penuh lembaran,
Keserakahan jadi raja, rakyat jadi korban,
Adakah adab tersisa di relung kegelapan?
Tanah air terbelah, direnggut kepentingan pribadi,
Persatuan kian pudar, terpecah oleh janji,
Korupsi menjalar, memecah sabuk Nusantara,
Di mana semangat juang, di mana sumpah setia,
Masihkah kita satu di tengah dendam dan dusta?
Suara rakyat ditelan ego dan ambisi,
Pemimpin duduk tinggi, lupa akan janji,
Permusyawaratan hanyalah sandiwara kosong,
Kebijaksanaan terkikis, terjual dalam bingkai bohong,
Di mana wakil yang mengerti jerit nurani?
Mimpi tentang adil terbang jauh bersama angin,
Keadilan hanya bagi mereka yang mampu dan yakin,
Yang kecil terinjak, yang lemah tertindas,
Sementara korupsi merajalela tanpa batas,
Masihkah ada harapan bagi keadilan yang pantas?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!