Ketiga, Pengabdian Keluarga kepada Hati Kudus. Banyak keluarga yang mendedikasikan rumah mereka kepada Hati Kudus Yesus, dengan harapan memperoleh perlindungan, kasih, dan perdamaian bagi seluruh anggota keluarga.
Devosi di Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran
Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran di Yogyakarta memiliki sejarah yang unik. Didirikan oleh keluarga Schmutzer pada tahun 1924, candi ini pada awalnya dirancang sebagai tempat untuk menyatukan unsur budaya lokal dengan iman Katolik. Bentuk candinya mengikuti arsitektur tradisional Jawa, tetapi di dalamnya, patung Hati Kudus Yesus menjadi pusat devosi.
Devosi di Ganjuran tidak secara langsung dimaksudkan untuk menanggapi ensiklik Haurietis Aquas, karena pendirian candi itu terjadi jauh sebelum ensiklik tersebut diterbitkan. Namun, unsur devosi kepada Hati Kudus Yesus yang ditekankan dalam ensiklik sejalan dengan semangat devosional di Ganjuran. Umat yang datang ke candi ini berdoa kepada Hati Kudus Yesus untuk keselamatan, kesehatan, dan berkat bagi keluarga mereka, dan ini mencerminkan praktik yang sejalan dengan ajaran Paus Pius XII.
Dengan demikian, meskipun Candi Hati Kudus Ganjuran tidak dibangun sebagai respons langsung terhadap ensiklik, devosi kepada Hati Kudus Yesus di tempat tersebut merefleksikan semangat yang serupa, yaitu mencari kedamaian, kasih, dan penyembuhan melalui perantaraan Hati Kudus Yesus. Tempat ini telah menjadi simbol persatuan iman dan budaya, serta sarana bagi umat beriman untuk menghayati kasih Kristus dalam kehidupan sehari-hari.
Semangat Kerendahan Hati Umat Katolik
Devosi kepada Hati Kudus Yesus sangat relevan dalam menumbuhkan semangat kerendahan hati di kalangan umat Katolik. Hati Kudus Yesus, yang penuh kasih dan pengorbanan, mengingatkan umat akan teladan Yesus yang merendahkan diri-Nya hingga mati di kayu salib demi keselamatan umat manusia. Paus Pius XII dalam Haurietis Aquas mengajak umat beriman untuk merenungkan kasih yang tanpa batas ini dan mempraktikkan kerendahan hati sebagai bentuk tanggapan atas cinta Tuhan yang luar biasa.
Kerendahan hati ini tidak hanya tampak dalam hubungan umat dengan Tuhan, tetapi juga dengan sesama, mengajarkan umat untuk melayani tanpa pamrih, memaafkan, dan menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi. Devosi kepada Hati Kudus Yesus menginspirasi umat untuk meniru hati yang lemah lembut dan rendah hati seperti yang dikatakan dalam Injil Matius 11:29, sehingga dalam hidup sehari-hari, mereka bisa mencerminkan kasih Tuhan melalui sikap penuh kasih, kesabaran, dan ketulusan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H