Pertama, Minum Air yang Cukup. Hal ini mungkin terdengar sederhana, namun banyak orang sering kali mengabaikan kebutuhan tubuh mereka akan air. Disarankan untuk minum sekitar 8 gelas air per hari, tetapi ketika suhu meningkat, kebutuhan air bisa lebih tinggi. Dr. Neira menekankan bahwa minum air secara berkala jauh lebih baik daripada menunggu hingga merasa haus, karena rasa haus adalah tanda bahwa tubuh sudah mulai mengalami dehidrasi.
Kedua, Pilih Pakaian yang Tepat. Pakaian yang ringan, longgar, dan berwarna terang adalah pilihan terbaik untuk membantu tubuh mengeluarkan panas. Hindari pakaian berwarna gelap yang menyerap panas matahari. Bahan seperti katun juga lebih dianjurkan karena dapat menyerap keringat dan membantu sirkulasi udara di sekitar kulit.
Ketiga, Batasi Aktivitas Fisik. Saat suhu mencapai puncaknya, hindari aktivitas fisik yang berlebihan di luar ruangan. Jika harus beraktivitas di bawah terik matahari, pastikan untuk beristirahat secara berkala di tempat yang teduh atau sejuk.
Keempat, Perhatikan Asupan Makanan. Makanan berat yang sulit dicerna seperti makanan berlemak tinggi atau pedas sebaiknya dihindari, karena tubuh membutuhkan lebih banyak energi untuk mencernanya, yang justru dapat meningkatkan suhu tubuh. Pilih makanan yang ringan seperti buah-buahan yang mengandung banyak air, sayuran, atau salad.
Kelima, Gunakan Pelindung. Selalu gunakan topi, kacamata hitam, atau tabir surya saat berada di luar ruangan. Paparan sinar matahari secara langsung tidak hanya menyebabkan kulit terbakar, tetapi juga meningkatkan risiko kanker kulit dalam jangka panjang.
Bahaya Lain yang Harus Diwaspadai
Selain dampak langsung terhadap tubuh, panas ekstrem juga berdampak pada kondisi psikologis dan mental seseorang. Dr. Samuel Wong, seorang psikolog lingkungan, menekankan bahwa gelombang panas yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan tidur, yang pada akhirnya memengaruhi produktivitas dan suasana hati. Kualitas tidur yang buruk berisiko meningkatkan stres, mudah marah, dan kelelahan mental. Gangguan ini dapat memperburuk kondisi fisik, terutama bagi mereka yang sudah memiliki masalah kesehatan mental atau penyakit kronis.
Untuk kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan mereka yang memiliki kondisi medis tertentu, perlindungan terhadap panas ekstrem menjadi sangat penting. Mereka memiliki kemampuan yang lebih rendah untuk menyesuaikan diri dengan perubahan suhu lingkungan, sehingga lebih rentan terhadap dampak buruk yang diakibatkan oleh panas.
Kesimpulan
Panas ekstrem yang melanda Yogyakarta saat ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesehatan dan ketahanan fisik dalam kondisi cuaca yang tidak bersahabat. Mengonsumsi minuman dingin memang menggoda, tetapi pilihan terbaik adalah tetap menjaga asupan air yang cukup tanpa terlalu bergantung pada suhu minuman. Dengan memperhatikan langkah-langkah pencegahan seperti asupan cairan yang memadai, pemilihan pakaian yang tepat, dan menjaga aktivitas fisik, kita bisa menghadapi panas ekstrem dengan lebih aman.
Pada akhirnya, perhatian terhadap kesehatan dan adaptasi yang baik terhadap kondisi lingkungan akan membantu kita tetap kuat dan sehat dalam menghadapi tantangan cuaca yang tidak menentu. Panas ekstrem bukan hanya masalah kenyamanan, tetapi juga ancaman serius bagi kesehatan kita, yang harus kita antisipasi dengan bijaksana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H