Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bahaya Panas Ekstrem terhadap Kesehatan

20 September 2024   14:26 Diperbarui: 20 September 2024   14:33 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi tentang fanamorgana di jalanan yang panas, gambar hasil olahan GemAIBot oleh penulis)

Bahaya Panas Ekstrem terhadap Kesehatan 

Seminggu terakhir, cuaca di Yogyakarta terasa begitu panas dengan suhu yang bisa menembus angka 35 derajat Celsius. Meski panas menyengat, hembusan angin yang cukup kencang memberi sedikit rasa nyaman. Namun, panas ekstrem tetap menjadi ancaman bagi kesehatan dan ketahanan fisik. Fenomena ini tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi juga berisiko terhadap kondisi tubuh jika tidak diantisipasi dengan tepat. Salah satu kebiasaan umum yang sering dilakukan saat cuaca terik adalah minum minuman dingin untuk menyegarkan diri. Namun, apakah ini benar-benar dianjurkan? Atau, justru ada hal lain yang harus diperhatikan ketika berhadapan dengan suhu yang sangat panas?

Anak nomor dua sudah empat kali pulang sekolah meminta saya membelikan es cream atau es cendol. Dan belum pernah saya iyakan atau belikan. Baru siang ini, bersama dia saya membelikan 2 plastik dawet ireng dengan es yang terpisah. Mengapa minuman dingin tidak dianjurkan ketika suhu sedang sangat panas? Saya mencoba mencari tahu dari banyak sumber tentang pengaruh minuman dingin kala cuaca sedang ekstrim panas.

Bahaya Panas Ekstrem terhadap Kesehatan

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gelombang panas dapat memicu berbagai gangguan kesehatan, mulai dari dehidrasi hingga heatstroke. Dr. Sarah Stott, seorang ahli kesehatan lingkungan, mengungkapkan bahwa paparan panas berlebih pada tubuh dapat menyebabkan peningkatan beban pada sistem kardiovaskular, yang pada gilirannya dapat memicu komplikasi serius, terutama bagi orang-orang dengan penyakit jantung atau tekanan darah tinggi. Salah satu respons tubuh terhadap panas ekstrem adalah peningkatan keringat sebagai upaya mendinginkan suhu tubuh. Namun, kehilangan cairan yang berlebihan ini, jika tidak diimbangi dengan asupan air yang cukup, dapat berujung pada dehidrasi.

Dehidrasi bukanlah masalah sepele. Dr. John O'Neill, peneliti kesehatan masyarakat, menjelaskan bahwa dalam kondisi dehidrasi parah, tubuh kehilangan elektrolit penting seperti natrium dan kalium yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan dan fungsi otot serta saraf. Ketidakseimbangan ini dapat memicu gejala seperti lelah, pusing, kram otot, hingga kehilangan kesadaran. Dalam kasus ekstrem, dapat terjadi heat exhaustion atau bahkan heatstroke, kondisi darurat yang mengancam jiwa akibat ketidakmampuan tubuh untuk mendinginkan dirinya sendiri.

Heatstroke merupakan salah satu efek paling berbahaya dari paparan panas ekstrem, di mana suhu inti tubuh meningkat di atas 40 derajat Celsius. Pada kondisi ini, fungsi organ-organ vital bisa terpengaruh secara serius. Jika tidak segera ditangani, heatstroke dapat menyebabkan kerusakan otak, ginjal, hingga jantung. Oleh sebab itu, penting untuk mengambil langkah pencegahan ketika suhu lingkungan mulai meningkat tajam.

Minuman Dingin: Menyegarkan, tapi dengan Batasan

Ketika suhu udara meningkat, wajar jika seseorang merasa tergoda untuk minum minuman dingin sebagai solusi instan. Sensasi dingin yang menyegarkan seolah memberikan kelegaan, tetapi Dr. Michael Berger, seorang spesialis kedokteran tropis, menekankan bahwa minuman yang terlalu dingin justru bisa memberikan dampak negatif bagi tubuh. Saat kita minum sesuatu yang sangat dingin, tubuh akan bekerja lebih keras untuk menstabilkan suhu internal. Hal ini dapat membebani organ pencernaan dan memicu kontraksi pembuluh darah secara tiba-tiba, yang justru mengganggu proses pendinginan alami tubuh.

Selain itu, minuman dingin juga dapat menyebabkan masalah pada sistem pencernaan. Pada kondisi panas ekstrem, tubuh kita membutuhkan energi yang cukup untuk beradaptasi dengan suhu tinggi. Ketika kita mengonsumsi minuman dingin, energi tubuh akan dialihkan untuk menghangatkan cairan tersebut agar sesuai dengan suhu internal tubuh, yang pada akhirnya membuat tubuh menjadi lebih cepat lelah.

Menurut American Heart Association (AHA), minuman yang paling tepat untuk dikonsumsi saat cuaca panas adalah air putih pada suhu ruang atau minuman isotonik yang dapat menggantikan cairan dan elektrolit tubuh. Minuman dingin memang menyegarkan, namun air dalam jumlah cukup tetap yang terbaik untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. Sementara itu, minuman manis dan berkarbonasi sebaiknya dihindari karena bisa memicu dehidrasi lebih lanjut. Kandungan gula yang tinggi dalam minuman ini justru menghambat penyerapan cairan dan memicu rasa haus yang berlebihan.

(olahan penulis memakai GemAIBot)
(olahan penulis memakai GemAIBot)

Langkah-langkah Pencegahan terhadap Panas Ekstrem

Menghadapi cuaca panas ekstrem seperti yang hari-hari ini di Yogyakarta belakangan ini (saya bisa bayangkan betapa panasnya di kampung halaman saya di Aimere, Ngada, Flores yang memang amat panas), ada beberapa langkah yang direkomendasikan oleh para ahli kesehatan. Dr. Amelia Neira, seorang pakar dalam bidang kesehatan lingkungan, menyarankan beberapa tindakan berikut:

Pertama, Minum Air yang Cukup. Hal ini mungkin terdengar sederhana, namun banyak orang sering kali mengabaikan kebutuhan tubuh mereka akan air. Disarankan untuk minum sekitar 8 gelas air per hari, tetapi ketika suhu meningkat, kebutuhan air bisa lebih tinggi. Dr. Neira menekankan bahwa minum air secara berkala jauh lebih baik daripada menunggu hingga merasa haus, karena rasa haus adalah tanda bahwa tubuh sudah mulai mengalami dehidrasi.

Kedua, Pilih Pakaian yang Tepat. Pakaian yang ringan, longgar, dan berwarna terang adalah pilihan terbaik untuk membantu tubuh mengeluarkan panas. Hindari pakaian berwarna gelap yang menyerap panas matahari. Bahan seperti katun juga lebih dianjurkan karena dapat menyerap keringat dan membantu sirkulasi udara di sekitar kulit.

Ketiga, Batasi Aktivitas Fisik. Saat suhu mencapai puncaknya, hindari aktivitas fisik yang berlebihan di luar ruangan. Jika harus beraktivitas di bawah terik matahari, pastikan untuk beristirahat secara berkala di tempat yang teduh atau sejuk.

Keempat, Perhatikan Asupan Makanan. Makanan berat yang sulit dicerna seperti makanan berlemak tinggi atau pedas sebaiknya dihindari, karena tubuh membutuhkan lebih banyak energi untuk mencernanya, yang justru dapat meningkatkan suhu tubuh. Pilih makanan yang ringan seperti buah-buahan yang mengandung banyak air, sayuran, atau salad.

Kelima, Gunakan Pelindung. Selalu gunakan topi, kacamata hitam, atau tabir surya saat berada di luar ruangan. Paparan sinar matahari secara langsung tidak hanya menyebabkan kulit terbakar, tetapi juga meningkatkan risiko kanker kulit dalam jangka panjang.

Bahaya Lain yang Harus Diwaspadai

Selain dampak langsung terhadap tubuh, panas ekstrem juga berdampak pada kondisi psikologis dan mental seseorang. Dr. Samuel Wong, seorang psikolog lingkungan, menekankan bahwa gelombang panas yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan tidur, yang pada akhirnya memengaruhi produktivitas dan suasana hati. Kualitas tidur yang buruk berisiko meningkatkan stres, mudah marah, dan kelelahan mental. Gangguan ini dapat memperburuk kondisi fisik, terutama bagi mereka yang sudah memiliki masalah kesehatan mental atau penyakit kronis.

Untuk kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan mereka yang memiliki kondisi medis tertentu, perlindungan terhadap panas ekstrem menjadi sangat penting. Mereka memiliki kemampuan yang lebih rendah untuk menyesuaikan diri dengan perubahan suhu lingkungan, sehingga lebih rentan terhadap dampak buruk yang diakibatkan oleh panas.

Kesimpulan

Panas ekstrem yang melanda Yogyakarta saat ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesehatan dan ketahanan fisik dalam kondisi cuaca yang tidak bersahabat. Mengonsumsi minuman dingin memang menggoda, tetapi pilihan terbaik adalah tetap menjaga asupan air yang cukup tanpa terlalu bergantung pada suhu minuman. Dengan memperhatikan langkah-langkah pencegahan seperti asupan cairan yang memadai, pemilihan pakaian yang tepat, dan menjaga aktivitas fisik, kita bisa menghadapi panas ekstrem dengan lebih aman.

Pada akhirnya, perhatian terhadap kesehatan dan adaptasi yang baik terhadap kondisi lingkungan akan membantu kita tetap kuat dan sehat dalam menghadapi tantangan cuaca yang tidak menentu. Panas ekstrem bukan hanya masalah kenyamanan, tetapi juga ancaman serius bagi kesehatan kita, yang harus kita antisipasi dengan bijaksana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun