Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Have Only Positive Expectations

18 September 2024   22:25 Diperbarui: 18 September 2024   22:55 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam menulis, gagasan adalah fundasi dari keseluruhan proses. Tanpa gagasan yang terstruktur, tulisan akan kehilangan arah dan kejelasan. Seperti yang disampaikan Stephen King, penulis harus mulai dengan sebuah "ide yang kuat" agar dapat membangun cerita atau argumen yang solid. Dalam opini ini, gagasan utamanya adalah bahwa penulis harus selalu MEMILIKI visi jelas tentang apa yang ingin disampaikan, yang menjadi panduan bagi alur pikirnya sepanjang penulisan.

Kedua, HANYA (ONLY) FOKUS pada ide utama yang relevan. 

Terkadang, penulis terjebak dalam membahas terlalu banyak topik dalam satu tulisan, yang akhirnya membuat tulisan terasa berantakan, tidak jelas pesannya atau bagai sebuah keranjang yang didalamnya penuh aneka sampah). William Strunk Jr. dalam The Elements of Style menegaskan bahwa "menghapus yang tidak perlu" adalah inti dari tulisan yang baik. Ini berarti seorang penulis harus memiliki disiplin untuk HANYA menyertakan konten yang memperkuat argumen atau pesan utama, dan mengeliminasi hal-hal yang tidak relevan. Fokus ini membuat tulisan lebih padat, jelas, dan berdampak, syukur-syukur membawa manfaat.

Ketiga, POSITIVITAS (POSITIVE) dalam sikap menulis sangat penting. 

Menulis dengan pandangan positif akan memengaruhi nada dan atmosfer yang dihasilkan dalam tulisan. Barbara Kingsolver menyebut menulis sebagai "tindakan optimisme," karena di sana seorang penulis percaya bahwa tulisannya mampu membawa perubahan atau setidaknya memberikan nilai tambah kepada pembaca. Sikap POSITIF ini tidak hanya tercermin dalam tema, tetapi juga dalam bagaimana penulis menyampaikan ide-idenya dengan antusiasme dan kepercayaan diri. Hal ini menciptakan resonansi yang kuat dengan pembaca.

Keempat, setiap penulis harus memiliki HARAPAN (EXPECTATION) yang jelas mengenai dampak dari tulisannya. 

Menulis bukanlah sekadar aktivitas pribadi, tetapi juga sarana untuk menyampaikan pesan kepada audiens. John Gardner, seorang ahli sastra, menekankan bahwa penulis memiliki tanggung jawab untuk menciptakan "pengalaman estetis" yang memuaskan bagi pembacanya. Harapan ini melibatkan keinginan penulis untuk memberikan sesuatu yang berarti - baik itu wawasan, inspirasi, atau hiburan - sehingga pembaca merasa terlibat dan diperkaya oleh karya yang disajikan.

(scrolldroll.com)
(scrolldroll.com)

Pada akhirnya, menulis dengan harapan bukan hanya soal teknis, tetapi juga soal sikap mental. Dengan memiliki gagasan yang jelas, fokus hanya pada yang penting, bersikap positif, dan memelihara harapan terhadap dampak tulisan, seorang penulis dapat menciptakan karya yang bermakna, berdaya guna, dan inspiratif. Sebuah tulisan memiliki daya penyembuhan luar biasa baik bagi si penulis maupun si pembaca karena ketika penulis fokus pada gagasannya, pembacanya pun akan fokus pada pesannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun