Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Have Only Positive Expectations

18 September 2024   22:25 Diperbarui: 18 September 2024   22:55 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HOPE: HAVE ONLY POSITIVE EXPECTATIONS

(Refleksi tentang Menulis dengan Fokus, Positif, dan Pengharapan)

Seorang penulis yang baik adalah seorang pembaca dan sekaligus editor yang baik. Itulah sebuah keyakinan yang dimiliki oleh seorang penulis yang penuh dedikasi agar tulisannya bisa bermanfaat bagi orang lain. Selama lebih dari dua puluhan tahun menjadi editor saya selalu berusaha agar setiap tulisan yang saya hasilkan sebelum dipostingkan untuk orang lain perlu saya baca dan edit ulang-ulang. Bukan pertama-tama agar orang lain memuji tulisan saya bagus tetapi terutama saya berusaha menghargai diri saya sendiri sebagai yang terbaik baru kemudian bagi sesama atau pembaca lainnya. Memang kesempurnaan itu relatif. Karena yang sempurna hanyalah milik Allah Sang Mahasempurna.

Sore tadi di sebuah WAG yang saya ikuti, ada teman yang memposting gambar dengan tulisan:

H-ave

O-nly

P-ositive

E-xpectations

tanpa penjelasan apapun. Lalu sebelum pergi mengikuti acara pendalaman Kitab Suci atau BKSN di lingkungan saya mencoret-coret beberapa point yang kemudian saya kembangkan menjadi tulisan ini. Ini hanya sebagai sebuah sering dari sebuah pekerjaan yang ditekuni sekian lama: menjadi editor yang hobi menulis dan menjadi penulis yang bisa mengedit. Ya, itulah yang menghidupkan dapur kami selama ini, meski menjadi penulis atau editor di Yogyakarta tidaklah semewah di Jakarta atau di luar negeri. Di sini lebih banyak sebagai bakti sosial, yang penting masih bisa mencukupi kebutuhan harian. Itulah seninya hidup sebagai editor yang suka menulis.

***

(scrolldroll.com)
(scrolldroll.com)

Kembali ke kata HOPE tadi. Dalam dunia tulis-menulis, proses kreatif sering kali berangkat dari satu gagasan atau harapan yang ingin diwujudkan. Memahami makna "HOPE: Have Only Positive Expectations" dalam konteks penulisan dapat menjadi pedoman yang berharga bagi siapa saja yang ingin menghasilkan karya yang inspiratif. Empat prinsip ini - Memiliki (Have), Hanya (Only), Positif (Positive), dan Harapan (Expectations) -- (sekurang-kurangnya bagi saya) telah berkontribusi besar dalam membentuk pola pikir dan kualitas tulisan. Saya pernah mendapat pujian dari seorang imam yang juga penulis di belahan Amerika Latin (tulisan-tulisannya ketika masig mahasiswa dan calon imam sangat menginspirasi saya yang masih SMP kala itu) menguatkan saya untuk menekuni gaya penulisan saya. 

Katanya, "Saya bangga dengan Alfred. Teruskan. Engkau punya bakat mengurai ide dalam kata luar biasa dan menarik. Saya yakin Alfred menganut ragam literer prosa jurnalis, semacam esei tapi lebih dari esei, karena di situ ada orisinalitas opinimu yang terbentuk oleh akal sehat dan alam bawa sadar. Maju terus."

Saya tidak terlena oleh pujian seorang senior, tetapi terpaju untuk terus melenturkan jemari di papan tuts untuk menarikan nyanyian hati dan pikiran berupa kata-kata yang terangkai satu demi satu membentuk sebuah makna. Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi tentang makna HOPE sebagaimana yang dimaksudkan sebelumnya. Sekurang-kurangnya menurut saya (mungkin bagi yang lain memang kurang benaran hehe. Tidak perlu cemas, terus jalan dan konsisten) ada empat point yang bisa kita maknai dari empat huruf HOPE.

Pertama, pentingnya MEMILIKI (HAVE) gagasan yang jelas dan tujuan yang spesifik. 

Dalam menulis, gagasan adalah fundasi dari keseluruhan proses. Tanpa gagasan yang terstruktur, tulisan akan kehilangan arah dan kejelasan. Seperti yang disampaikan Stephen King, penulis harus mulai dengan sebuah "ide yang kuat" agar dapat membangun cerita atau argumen yang solid. Dalam opini ini, gagasan utamanya adalah bahwa penulis harus selalu MEMILIKI visi jelas tentang apa yang ingin disampaikan, yang menjadi panduan bagi alur pikirnya sepanjang penulisan.

Kedua, HANYA (ONLY) FOKUS pada ide utama yang relevan. 

Terkadang, penulis terjebak dalam membahas terlalu banyak topik dalam satu tulisan, yang akhirnya membuat tulisan terasa berantakan, tidak jelas pesannya atau bagai sebuah keranjang yang didalamnya penuh aneka sampah). William Strunk Jr. dalam The Elements of Style menegaskan bahwa "menghapus yang tidak perlu" adalah inti dari tulisan yang baik. Ini berarti seorang penulis harus memiliki disiplin untuk HANYA menyertakan konten yang memperkuat argumen atau pesan utama, dan mengeliminasi hal-hal yang tidak relevan. Fokus ini membuat tulisan lebih padat, jelas, dan berdampak, syukur-syukur membawa manfaat.

Ketiga, POSITIVITAS (POSITIVE) dalam sikap menulis sangat penting. 

Menulis dengan pandangan positif akan memengaruhi nada dan atmosfer yang dihasilkan dalam tulisan. Barbara Kingsolver menyebut menulis sebagai "tindakan optimisme," karena di sana seorang penulis percaya bahwa tulisannya mampu membawa perubahan atau setidaknya memberikan nilai tambah kepada pembaca. Sikap POSITIF ini tidak hanya tercermin dalam tema, tetapi juga dalam bagaimana penulis menyampaikan ide-idenya dengan antusiasme dan kepercayaan diri. Hal ini menciptakan resonansi yang kuat dengan pembaca.

Keempat, setiap penulis harus memiliki HARAPAN (EXPECTATION) yang jelas mengenai dampak dari tulisannya. 

Menulis bukanlah sekadar aktivitas pribadi, tetapi juga sarana untuk menyampaikan pesan kepada audiens. John Gardner, seorang ahli sastra, menekankan bahwa penulis memiliki tanggung jawab untuk menciptakan "pengalaman estetis" yang memuaskan bagi pembacanya. Harapan ini melibatkan keinginan penulis untuk memberikan sesuatu yang berarti - baik itu wawasan, inspirasi, atau hiburan - sehingga pembaca merasa terlibat dan diperkaya oleh karya yang disajikan.

(scrolldroll.com)
(scrolldroll.com)

Pada akhirnya, menulis dengan harapan bukan hanya soal teknis, tetapi juga soal sikap mental. Dengan memiliki gagasan yang jelas, fokus hanya pada yang penting, bersikap positif, dan memelihara harapan terhadap dampak tulisan, seorang penulis dapat menciptakan karya yang bermakna, berdaya guna, dan inspiratif. Sebuah tulisan memiliki daya penyembuhan luar biasa baik bagi si penulis maupun si pembaca karena ketika penulis fokus pada gagasannya, pembacanya pun akan fokus pada pesannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun