Paulo Freire menekankan bahwa literasi adalah fondasi yang memungkinkan individu untuk menjadi agen perubahan. Dalam pandangan Freire, literasi tidak hanya memampukan seseorang untuk mengakses informasi, tetapi juga memberdayakan mereka untuk menantang ketidakadilan sosial dan politik yang mereka alami. "Literasi adalah pintu menuju kebebasan dan pemberdayaan," jelas Freire.
Dari sisi psikologis, literasi yang baik mendukung perkembangan emosional dan sosial seseorang. Dr. Ratih Ibrahim menegaskan bahwa literasi yang dimulai sejak dini tidak hanya memberikan manfaat akademis, tetapi juga membantu anak-anak mengembangkan keterampilan komunikasi yang penting. "Kemampuan literasi yang baik meningkatkan rasa percaya diri dan keterampilan sosial anak dalam menghadapi dunia yang semakin kompleks," ujar Ibrahim.
Dengan demikian, Hari Aksara adalah pengingat penting bahwa literasi bukan hanya tugas pemerintah atau lembaga pendidikan, tetapi tanggung jawab bersama. Literasi adalah modal utama dalam menciptakan masyarakat yang cerdas, kritis, dan mandiri. Setiap individu yang literat memiliki potensi untuk membawa perubahan positif, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H