Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Teladan Kerendahan Hati Paus dan Refleksi dari Kehidupan Yesus

4 September 2024   08:55 Diperbarui: 5 September 2024   13:08 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paus Fransiskus memberi salam saat menaiki mobil Innova Zenix setibanya dari Vatikan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, Selasa (3/9/2024). [BAY ISMOYO/AFP]

Dia mengingatkan dunia bahwa kepemimpinan yang otentik bukanlah tentang pencitraan atau menonjolkan diri, melainkan tentang pengabdian yang tulus kepada orang lain. 

Ini adalah pesan kuat bahwa seorang pemimpin Kristen seharusnya mengutamakan nilai-nilai kerendahan hati, kesederhanaan, dan kedekatan dengan umat, menolak segala bentuk pameran kemewahan yang justru menjauhkan mereka dari esensi pelayanan yang sejati.

Pandangan Ahli tentang Kepemimpinan Kristiani

Dr. Henri J.M. Nouwen, seorang teolog dan penulis spiritual terkenal, dalam bukunya In the Name of Jesus: Reflections on Christian Leadership mengatakan, "Kepemimpinan yang benar haruslah berakar dalam kerendahan hati dan pelayanan, bukan dalam dominasi dan kontrol." Kutipan ini menekankan esensi sejati dari kepemimpinan Kristiani. 

Dalam konteks ini, kepemimpinan bukanlah tentang kekuasaan atau otoritas yang digunakan untuk menguasai orang lain, melainkan tentang bagaimana seorang pemimpin dengan rendah hati melayani mereka yang dipimpinnya.

Kepemimpinan yang berakar pada kerendahan hati mengutamakan kesejahteraan orang lain di atas kepentingan pribadi, dan pelayanan yang tulus menjadi inti dari tindakan dan keputusan seorang pemimpin. 

Ini sejalan dengan teladan Yesus Kristus, yang meskipun memiliki segala kuasa, memilih untuk melayani dan mengorbankan diri bagi umat manusia, menunjukkan bahwa kekuatan sejati terletak pada pengabdian dan kasih.

Kutipan ini mengajak para pemimpin, terutama dalam konteks iman, untuk mengevaluasi kembali motivasi dan pendekatan mereka dalam memimpin, memastikan bahwa tindakan mereka mencerminkan nilai-nilai yang diajarkan oleh Kristus, yaitu kerendahan hati dan pelayanan kepada sesama.

Paus telah menunjukkan bahwa kepemimpinan yang diilhami oleh ajaran Kristus adalah tentang melayani dengan rendah hati, mendekati mereka yang dipimpin, dan menolak godaan untuk menjadi pusat perhatian atau mencari kemuliaan duniawi.

Tindakan Paus ini mengingatkan kita akan esensi sejati dari kepemimpinan Kristen: kerendahan hati, pelayanan kepada sesama, dan penolakan terhadap kemewahan yang memisahkan pemimpin dari rakyat. Seperti Yesus yang datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, Paus juga memberikan teladan bagi kita semua bahwa kebesaran seorang pemimpin diukur oleh kesederhanaan dan pengabdiannya kepada orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun