Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Balik Cahaya Pedalaman

1 September 2024   14:16 Diperbarui: 1 September 2024   14:23 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, kebahagiaan mereka tidak selalu bertahan lama. Ada juga saat-saat di mana mereka menghadapi kesulitan yang luar biasa. Beberapa kali, mereka hampir kehilangan harapan karena berbagai tantangan yang datang silih berganti. Ada kalanya dana beasiswa yang terkumpul tidak cukup untuk menutupi biaya pendidikan semua anak yang membutuhkan. Ada juga saat-saat di mana mereka harus menghadapi kritik dari orang-orang yang tidak percaya pada niat baik mereka. Namun, di tengah semua itu, Pak Budi dan Ibu Sari tidak pernah menyerah.

Suatu hari, Anwar yang kini sudah menjadi seorang insinyur sukses, datang menemui Pak Budi dan Ibu Sari. Ia membawa sebuah bingkisan kecil sebagai tanda terima kasih. Anwar sangat bersyukur atas segala bantuan yang telah diberikan oleh pasangan ini, dan ia ingin memberikan sesuatu sebagai balasan. Pak Budi dan Ibu Sari merasa sangat terharu. Bukan karena bingkisan yang mereka terima, tetapi karena Anwar masih mengingat mereka dan berterima kasih.

Kisah Anwar mengingatkan Pak Budi dan Ibu Sari akan arti sejati dari perjuangan mereka. Mereka tidak mencari pujian atau balasan materi, tetapi mereka ingin melihat anak-anak yang mereka bantu berhasil dan menjadi orang yang berguna bagi masyarakat. Bagi mereka, itulah hadiah terindah yang bisa mereka terima.

Di akhir hari, ketika senja mulai merangkak naik, Pak Budi dan Ibu Sari duduk bersama di teras rumah mereka yang sederhana. Mereka memandangi langit yang mulai memerah, dengan hati yang dipenuhi rasa syukur. "Kita mungkin tidak akan pernah tahu semua hasil dari kebaikan yang kita tanam, tetapi yang pasti, kita telah berusaha semaksimal mungkin," kata Pak Budi sambil menggenggam tangan istrinya.

Ibu Sari tersenyum, menatap suaminya dengan penuh cinta. "Ya, Pak. Kita telah melakukan yang terbaik. Biarlah Tuhan yang melanjutkannya."

Di balik setiap perjuangan yang mereka lakukan, di balik setiap kekecewaan yang kadang menyapa, Pak Budi dan Ibu Sari tetap teguh. Mereka tahu, di suatu tempat di pedalaman, ada anak-anak yang sedang meniti masa depan mereka berkat bantuan yang telah disalurkan. Bagi pasangan ini, itulah cahaya yang tidak akan pernah padam, dan mereka akan terus berusaha menjadi saluran berkat, meskipun balasan yang mereka terima tidak selalu seperti yang diharapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun