Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Senja yang Suram untuk Sang Raja

26 Agustus 2024   16:06 Diperbarui: 26 Agustus 2024   16:32 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan langkah berat, Raja Agung turun dari singgasananya dan berjalan menuju ruang takhtanya yang megah namun kini terasa sepi dan hampa. Ia menyadari bahwa semua yang ia kejar selama ini hanyalah ilusi yang menipunya, dan di balik semua kekuasaan itu, ia hanyalah seorang manusia yang lemah.

Pagi itu, saat matahari mulai terbit, Raja Agung berjalan keluar dari istana tanpa iring-iringan atau pengawalan. Ia berjalan menuju desa tempat ia dulu tinggal, tempat di mana ia pernah dikenal sebagai seorang pemuda yang bijaksana dan rendah hati. Namun, saat ia sampai di desa itu, ia hanya menemukan reruntuhan yang pernah menjadi tempat tinggalnya. Rumah-rumah yang dahulu penuh dengan tawa kini hancur dan ditinggalkan. Tidak ada lagi kehidupan, hanya puing-puing yang berserakan.

Raja Agung jatuh berlutut di tengah reruntuhan, merasakan beban penyesalan yang tak tertahankan. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan, menangis dalam keheningan pagi yang dingin. Tidak ada lagi yang tersisa, hanya senja yang suram menantinya, membawa kepergian yang penuh dengan penyesalan dan kesendirian.

Di akhir hidupnya, Raja Agung akhirnya memahami bahwa kekuasaan yang ia banggakan hanyalah sebuah fatamorgana. Semua yang pernah ia raih hilang dalam sekejap mata, meninggalkan dirinya terperangkap dalam kesepian yang tak berujung. Dan saat senja yang terakhir tiba, ia menyadari bahwa ia bukanlah raja yang agung, melainkan hanya seorang pria yang tersesat dalam kesombongan dan keserakahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun