Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Sosial

24 Agustus 2024   18:11 Diperbarui: 24 Agustus 2024   18:11 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Romo Norbertus bersama keluarga dan kolega, dokumen: Shinta)

KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBELAJARAN SOSIAL

 

Konstruksi Model Kepemimpinan Lingkungan Berbasis Kearifan Lokal dalam Pengembangan Pertanian Hortikultura di Kabupaten Ngada: Kajian Pembelajaran Sosial -- sebuah judul disertasi yang mencerminkan kedalaman analisis dan urgensi dalam konteks keberlanjutan lingkungan dan pertanian. Disertasi ini disusun oleh Norbertus Labu, S.Fil., Lic.Theol., M.Si, dan dipertahankan secara terbuka pada 23 Agustus 2024 di Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang. Disertasi Romo Nor yang didampingi oleh promotor Prof Dr. Ir. Budi Widianarko, M.Sc dan Kopromotor: Dr. Margaretha Sih Setija Utami, M.Kes telah berhasil dipertahankan dengan baik dan memperoleh nilai IP sebesar 3,98. Luar Biasa!

Judul ini mengundang kita untuk merenungkan bagaimana kepemimpinan yang berakar pada kearifan lokal dapat memainkan peran kunci dalam pengembangan sektor pertanian yang berkelanjutan, terutama dalam konteks hortikultura di Kabupaten Ngada.

Menelaah Judul dan Latar Belakang

Kepemimpinan lingkungan bukanlah konsep baru, namun dalam konteks lokalitas, khususnya di wilayah dengan tradisi dan budaya yang kaya seperti Kabupaten Ngada, pendekatan ini membutuhkan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai dan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Ngada, sebuah kabupaten di Nusa Tenggara Timur, dikenal dengan kearifan lokalnya yang erat kaitannya dengan alam dan keberlanjutan hidup. Tradisi agraris yang kuat serta nilai-nilai budaya yang menghormati alam menjadikan Ngada tempat yang ideal untuk menerapkan model kepemimpinan lingkungan yang berbasis kearifan lokal.

Judul disertasi ini mengindikasikan adanya upaya untuk membangun sebuah model kepemimpinan yang tidak hanya mengandalkan teori-teori modern, tetapi juga menyesuaikan dan memadukan dengan kearifan lokal. Pengembangan pertanian hortikultura, sebagai fokus studi ini, merupakan salah satu sektor yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Ngada, dengan mengandalkan kekayaan alam serta tradisi bercocok tanam yang telah lama ada di masyarakat.

(undangan untuk mengikuti sidang terbuka, dokpri)
(undangan untuk mengikuti sidang terbuka, dokpri)

Kearifan Lokal sebagai Basis Kepemimpinan Lingkungan

Kearifan lokal mengandung pengetahuan dan praktik yang telah teruji oleh waktu. Di Kabupaten Ngada, misalnya, terdapat praktik-praktik seperti 'Ngadha Mite' dan 'Zaa Gago' yang mengajarkan bagaimana manusia harus hidup selaras dengan alam. Ini adalah bentuk pembelajaran sosial yang diturunkan secara oral, dari satu generasi ke generasi berikutnya, yang mengatur bagaimana masyarakat setempat memanfaatkan alam tanpa merusaknya.

Dalam konteks kepemimpinan, penerapan kearifan lokal ini dapat diartikan sebagai sebuah pendekatan yang memprioritaskan keberlanjutan dan keseimbangan alam. Seorang pemimpin yang memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai kearifan lokal ini akan lebih mampu memotivasi masyarakat untuk terlibat dalam praktik-praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini berbeda dengan pendekatan kepemimpinan yang mungkin hanya berorientasi pada hasil ekonomi jangka pendek, yang seringkali mengabaikan dampak jangka panjang terhadap lingkungan.

Pengembangan Pertanian Hortikultura: Tantangan dan Peluang

Pertanian hortikultura, yang meliputi budidaya sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias, memiliki peran strategis dalam perekonomian lokal Kabupaten Ngada. Namun, seperti banyak daerah lain di Indonesia, sektor ini menghadapi tantangan berupa perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan kurangnya akses terhadap teknologi pertanian modern. Di sinilah pentingnya kepemimpinan lingkungan berbasis kearifan lokal.

Dalam kajian ini, Norbertus Labu kemungkinan besar mengeksplorasi bagaimana pemimpin setempat dapat mengintegrasikan teknologi modern dengan praktik-praktik tradisional untuk mengatasi tantangan tersebut. Misalnya, teknik pertanian organik yang semakin populer saat ini dapat dikombinasikan dengan praktik-praktik lokal yang telah terbukti efektif dalam menjaga kesuburan tanah dan keseimbangan ekosistem.

Selain itu, dengan adanya dukungan dari kepemimpinan yang kuat, petani di Ngada dapat lebih mudah beradaptasi dengan perubahan iklim dan memanfaatkan peluang pasar yang semakin terbuka bagi produk-produk hortikultura organik. Ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal secara keseluruhan.

Pembelajaran Sosial dan Transformasi Kepemimpinan

Pembelajaran sosial menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pengembangan model kepemimpinan ini. Melalui pembelajaran sosial, masyarakat tidak hanya menerima pengetahuan secara pasif, tetapi juga aktif terlibat dalam proses transformasi dan pengembangan diri. Ini menciptakan ruang bagi dialog antara pengetahuan tradisional dan pengetahuan modern, yang pada akhirnya memperkuat kepemimpinan lokal.

Dalam disertasinya, Norbertus Labu kemungkinan menekankan bagaimana pembelajaran sosial ini dapat digunakan sebagai alat untuk membentuk pemimpin yang responsif terhadap perubahan dan kebutuhan masyarakat. Pemimpin yang lahir dari proses ini tidak hanya memiliki kemampuan untuk mengarahkan dan mengorganisir, tetapi juga memiliki kesadaran kritis yang memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang bijak dan berkelanjutan.

(Romo Norbertus bersama keluarga dan kolega, dokumen: Shinta)
(Romo Norbertus bersama keluarga dan kolega, dokumen: Shinta)

Implikasi dan Relevansi Disertasi

Disertasi ini memiliki relevansi yang luas, tidak hanya bagi Kabupaten Ngada, tetapi juga bagi banyak wilayah lain di Indonesia yang memiliki kekayaan kearifan lokal namun menghadapi tantangan yang sama dalam pengembangan sektor pertanian. Model kepemimpinan yang diusulkan oleh Norbertus Labu bisa menjadi contoh bagaimana kearifan lokal dapat dijadikan sebagai fondasi dalam mengembangkan kepemimpinan yang mampu menghadapi tantangan global.

Lebih jauh lagi, dalam konteks global, disertasi ini menawarkan wawasan baru tentang bagaimana kearifan lokal dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Ketika dunia menghadapi krisis lingkungan yang semakin akut, pendekatan berbasis kearifan lokal seperti yang diusulkan dalam disertasi ini menjadi semakin relevan dan mendesak untuk diadopsi.

Sebuah Harapan Baru untuk Kepemimpinan dan Pertanian Berkelanjutan

Disertasi Norbertus Labu dengan judul Konstruksi Model Kepemimpinan Lingkungan Berbasis Kearifan Lokal dalam Pengembangan Pertanian Hortikultura di Kabupaten Ngada: Kajian Pembelajaran Sosial ini, tidak hanya menawarkan sebuah model baru dalam kepemimpinan lingkungan tetapi juga memberikan harapan baru bagi pengembangan pertanian yang berkelanjutan. Dengan menggabungkan kearifan lokal dan pembelajaran sosial, model ini berpotensi untuk menciptakan pemimpin-pemimpin yang tidak hanya berorientasi pada hasil jangka pendek tetapi juga pada keberlanjutan jangka panjang.

Ini adalah sebuah pengingat bahwa di tengah derasnya arus modernisasi, kearifan lokal tetap memegang peran penting dalam menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. Dan dalam konteks Kabupaten Ngada, disertasi ini menjadi sebuah panggilan untuk kembali ke akar, memanfaatkan warisan budaya yang kaya untuk membangun masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun