Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kembali ke Leguderu

18 Agustus 2024   18:51 Diperbarui: 18 Agustus 2024   19:00 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi kampung Nunukae di desa Leguderu, Boawae, Nagekeo, dokpri: GemAIBOT)

Dela berdiri perlahan, mendekat ke arah Dony. "Aku selalu menunggu di sini, Dony. Menunggu kamu kembali. Tapi sayangnya, waktu sudah berlalu begitu cepat untukmu, sementara aku terjebak di masa lalu."

Dony merasa dunia di sekelilingnya berputar. "Apa maksudmu? Apa yang terjadi padamu, Dela?"

Dela mengangkat tangannya, menyentuh pipi Dony dengan lembut. "Aku sudah lama meninggal, Dony. Sebelum kamu pergi ke kota, sebuah kecelakaan merenggut nyawaku. Tapi aku tidak bisa pergi, karena aku selalu menunggumu. Menunggu sahabat kecilku untuk kembali."

Dony merasakan dingin yang menggigit saat sentuhan Dela mengenai kulitnya. Kenyataan mulai menghantamnya dengan keras. Gadis yang ada di hadapannya ini bukanlah manusia hidup, melainkan roh yang terperangkap dalam kerinduan.

"Aku... aku tidak tahu, Dela," bisik Dony. Air mata mulai mengalir di pipinya. "Maafkan aku... aku tidak tahu..."

Dela tersenyum, dan dalam senyum itu ada kedamaian yang perlahan-lahan memenuhi ruangan. "Kamu sudah kembali, Dony. Itu yang terpenting. Sekarang aku bisa pergi dengan tenang."

Sebelum Dony bisa berkata apa-apa lagi, sosok Dela perlahan menghilang, lenyap dalam cahaya lembut yang menerangi ruangan gelap itu. Dony jatuh berlutut, hatinya hancur karena penyesalan dan kesedihan. Tapi dalam hati kecilnya, ia merasa Dela akhirnya bebas.

Setelah beberapa saat, Dony keluar dari rumah tua itu dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, ia merasa lega karena akhirnya bisa bertemu dengan Dela, meskipun dalam keadaan yang tak terduga. Namun, di sisi lain, ada kesedihan mendalam yang sulit dijelaskan.

Dony menatap langit sore yang mulai meredup, mengenang kembali semua yang pernah terjadi di Leguderu. Kini ia tahu bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang nostalgia, tetapi juga tentang pembebasan. Pembebasan dari kenangan yang telah lama membelenggu, baik bagi dirinya maupun bagi sahabat kecilnya yang telah pergi.

Dengan langkah pelan, Dony meninggalkan desa Leguderu, membawa serta kenangan yang akan selalu hidup dalam hatinya. Meskipun masa lalu tidak dapat diubah, Dony tahu bahwa pertemuannya dengan Dela adalah cara alam untuk menyembuhkan luka yang tertinggal.

Dan di langit senja yang tenang, Dony merasakan kedamaian yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun