Kedua, Terapi atau Konseling. Jika Anda merasa sangat kesulitan memaafkan, berbicara dengan terapis atau konselor bisa membantu. Mereka bisa memberikan perspektif baru dan teknik untuk membantu Anda melepaskan rasa sakit. Itulah yang saya alami ketika melakukan pengolahan luka batin atas peristiwa yang terjadi di masa lalu.
Ketiga, Praktikkan Empati. Cobalah untuk memahami dari mana datangnya tindakan orang lain, tanpa membenarkan apa yang mereka lakukan. Atau mengambil posisi "seolah-olah" kita adalah orang lain, atau orang lain adalah kita" yang sama-sama terluka. Ini bisa membantu Anda melihat situasi dengan lebih jernih dan memudahkan proses memaafkan.
Keempat, Fokus pada Kebahagiaan Diri. Ingat bahwa memaafkan adalah untuk kesejahteraan Anda sendiri. Alihkan perhatian pada hal-hal yang membuat Anda bahagia dan sehat.
Happy Ending: Hadiah untuk Diri Sendiri
"Forgive but not forget" adalah cara yang sehat untuk berdamai dengan masa lalu tanpa mengabaikan pelajaran yang dapat kita maknai. Memaafkan adalah hadiah untuk diri sendiri, membuka jalan bagi penyembuhan dan kebahagiaan yang lebih besar. Namun, tidak melupakan adalah bentuk perlindungan diri, memastikan kita tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jika memaafkan terasa sulit, ingatlah bahwa ini adalah proses yang memerlukan waktu, dan tidak apa-apa untuk meminta bantuan ketika dibutuhkan.
Dr. Robert Enright - Ahli psikologi positif dan pelopor dalam penelitian pengampunan, Enright berpendapat bahwa memaafkan adalah langkah penting dalam proses penyembuhan. Meskipun melupakan bisa membuat seseorang rentan terhadap kesalahan yang sama, dengan mengingat apa yang telah terjadi, individu dapat mengambil tindakan untuk melindungi diri mereka sendiri dan belajar dari pengalaman tersebut. Ini adalah hadiah karena memberikan kekuatan dan kebijaksanaan yang lebih besar.
Pada akhirnya, memaafkan adalah langkah menuju kehidupan yang lebih damai dan penuh makna. Semoga tulisan singkat ini bisa menginspirasi, sekurang-kurangnya bagi saya pribadi untuk tidak menimbun luka dengan dendam dan tidak mau memaafkan sesama.
 Referensi:
https://psychcentral.com/health/reasons-to-forgive-but-not-forget
https://www.wikihow.health/Forgive-Without-Forgetting
https://markmanson.net/forgiveness