Malam itu, sebelum tidur, Nona Moi menulis di buku hariannya. Ia menulis tentang rasa syukur dan kebahagiaan yang ia rasakan, tentang pesan dari video singkat Tony Melendez yang ditontonnya bersama guru saat pelajaran. Tentang betapa ia belajar banyak dari ayah dan ibunya, serta dari teman-teman barunya. Nona Moi menyadari bahwa meskipun kehidupannya tidak sempurna, setiap momen yang ia alami adalah kepingan cahaya yang membuat hidupnya indah.
Di jendela kamarnya, Nona Moi memandang ke langit malam yang bertabur bintang. Ia tersenyum, merasa hatinya penuh dengan rasa syukur. Baginya, rumah adalah tempat cinta selalu ada, meskipun kadang dalam wujud yang berbeda.
Nona Moi menyadari bahwa setiap orang memiliki cara unik untuk menunjukkan perasaan mereka. Dan meskipun ia lebih sering menulis daripada berbicara, ia tahu bahwa cinta dan kebahagiaan tidak selalu harus diungkapkan dengan kata-kata yang banyak. Kadang, cukup dengan keberadaan, sudah bisa mengisi ruang hati yang kosong.
Nona Moi memejamkan mata, merasa tenang dan damai. Ia tahu, esok adalah hari baru yang penuh kemungkinan, dan ia siap menyambutnya dengan senyuman. Dan ia pun terlelap dalam damai yang memenuhi hatinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI