Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lima Belas Menit Pertama

6 Agustus 2024   08:29 Diperbarui: 6 Agustus 2024   08:46 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(smkkaryarinisleman.sch.id)

LIMA BELAS MENIT PERTAMA

Ketika menerima jadwal pembelajaran dari SMK Karya Rini Sleman, SMK Kesehatan Binatama Sleman dan SMA Gama Sleman semester ganjil tahun ajaran 2024/2025 saya menemukan ada yang MENARIK. Mengapa menarik? Karena mulai pukul 07.00 sampai 07.15 diisi dengan literasi (kadang doa ada bersama bagi siswa kristiani, yang kebetulan di ketiga sekolah ini jumlah sedikit sehingga harus digabung).

Lima belas menit sebelum pelajaran itu menjadi amat penting untuk mempersiapkan diri untuk pembelajaran sepanjang hari. Secara psikologis lima belas menit pertama akan membuat siswa merasa siap untuk belajar karena bisa jadi secara emosional sedikit terganggu baik dari rumah ataupun di jalanan (yang macet sehingga membuat orang tergesa-gesa dan tidak stabil secara emosi). Jika diisi dengan doa bersama, anak-anak disiapkan secara mental untuk memasrahkan segala aktivitas hari itu dalam perlindungan Tuhan yang Mahaesa.

(smkkaryarinisleman.sch.id)
(smkkaryarinisleman.sch.id)

Selain itu bagi guru juga menjadi kesempatan untuk mengarahkan perhatian bahwa sekarang di sekolah berhadapan dengan banyak anak (bukan lagi di rumah berhadapan dengan keluarganya: suami/istri dan anak-anak). Beban tanggung jawabnya sudah beda: mempersiapkan masa depan sekian banyak anak. Maka ia harus berdamai dengan situasi pagi yang baru di ruang kelas, menyapa siswanya satu per satu dan memperhatikan dengan seksama apa yang nampak dari reaksi mereka. Di sini, guru bukan melulu pengajar ilmu pengetahuan, tetapi menjadi pendidik yang siap menemani siswa sepanjang hari.

Kalau kebiasaan saya di kelas (karena bertemu seminggu sekali) saya berusaha menggali pengalaman mereka selama sepekan. Apa yang mereka alami? Bagaimana mereka merefleksikan (memberi makna) pengalaman itu? Jika mereka tidak melakukan apapun (jawaban yang biasa diberikan adalah tidak ada yang istimewa. Jadi pengalaman itu tunggu yang istimewa, yang rutin dan biasa-biasa saja belumlah pengalaman. Begitulah kira-kira pemahaman siswa. Bahkan kadang saya bertanya tentang orang tua dan para saudara mereka juga agar siswa tidak merasa sendiri sekalipun secara fisik dia berada di sekolah yang mungkin sangat jauh dari rumah mereka.

Singkatnya, lima belas menit awal itu dipakai untuk mengembalikan dan mengarahkan MOOD siswa agar fokus bahwa sekarang di sekolah dengan kegiatan utamanya belajar (banyak hal) dari guru dan rekan-rekan siswa lainnya.

(smkkesehatanbinatama.sch.id)
(smkkesehatanbinatama.sch.id)

Ada Apa dengan Lima Belas Menit?

Memang, untuk sebuah kegiatan literasi (membaca dalam arti yang lebih mendalam) lima belas menit itu terlalu sedikit. Mungkin ada siswa yang baru mencari dan membuka-buka buku, belum menemukan apa yang semestinya dibaca. Tetapi bagi saya, kebiasaan literasi ini menjadi penting karena beberapa alasan berikut:

Pertama, Meningkatkan Keterampilan Membaca (cepat). Siswa mendapatkan kesempatan tambahan untuk membaca dan memahami berbagai jenis teks, bisa membaca berita pagi (itu), membaca cerpen, esai atau apapun yang mereka sukai. Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan membaca dan pemahaman mereka dalam waktu singkat.

Kedua, Mempersiapkan Pikiran. Dengan membaca sebelum pelajaran, pikiran siswa dipersiapkan untuk belajar. Mereka menjadi lebih fokus (mulai mengesampingkan persoalan emosi sebelum tiba di sekolah) dan siap untuk menerima informasi baru.

Ketiga, Membangun Kebiasaan Membaca. Dengan memiliki waktu baca setiap hari, siswa akan membentuk kebiasaan membaca yang baik. Kebiasaan ini tidak hanya berguna di sekolah tetapi juga di luar sekolah dan sepanjang hidup mereka. Kata orang ala bisa karena biasa. Ya kebiasaan sederhana pun bisa menjadi sebuah budaya yang positif dan terus dikembangkan.

Keempat, Meningkatkan Kosakata. Membaca secara teratur dapat membantu siswa memperluas kosakata mereka. Mereka akan terbiasa dengan kata-kata baru dan bagaimana menggunakannya dalam konteks.

Kelima, Meningkatkan Konsentrasi. Membaca selama 15 menit setiap hari dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan disiplin siswa. Mereka belajar untuk duduk diam dan fokus pada tugas selama periode waktu tertentu (sekalipun hanya sebentar atau dalam tempo sesingkat-singkat seperti kata Bung Karno kala membaca teks Proklamasi).

Keenam, Meningkatkan Prestasi Akademis. Penelitian telah menunjukkan bahwa siswa yang membaca secara teratur cenderung memiliki prestasi akademis yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak. Karena membaca mengharuskan siswa untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menyintesis informasi, keterampilan yang penting untuk pemecahan masalah dan berpikir kritis. Nah bagi siswa yang jarang membaca tentu akan kesulitan (apalagi dalam kurikulum merdeka ini, siswalah yang harus lebih aktif, sedangkan guru bertugas untuk mentoring dan memotivasi).

Ketujuh, Meningkatkan Rasa Percaya Diri. Ketika siswa merasa nyaman dengan membaca dan memahami teks, mereka akan merasa lebih percaya diri dalam kemampuan akademik mereka. Setelah 15 menit membaca, fokus para siswa mulai terbentuk untuk memulai pelajaran pertama hari itu.

(ilustrasi: siswa SMA GAMA sedang membaca teks, dokpri)
(ilustrasi: siswa SMA GAMA sedang membaca teks, dokpri)

Oleh karena itu, jam literasi 15 menit pertama sebelum pelajaran sangat penting untuk perkembangan siswa baik secara akademik maupun pribadi. Untuk mendukung kegiatan literasi lima menitan ini (yang kemudian akan mendorong siswa untuk melanjutkan bacaannya di lain waktu) maka sekolah perlu: 

1) menciptakan lingkungan yang kaya akan bahan bacaan, seperti perpustakaan yang nyaman dan akses ke berbagai buku dan materi digital.

2) Menetapkan waktu membaca harian atau mingguan yang dijadwalkan agar siswa terbiasa dan merasa nyaman dengan kebiasaan ini.

3) Integrasikan kegiatan membaca dalam kurikulum berbagai mata pelajaran untuk menunjukkan relevansi membaca dengan berbagai bidang studi.

4) Laksanakan program membaca bersama di mana siswa dapat berbagi buku dan berdiskusi tentang bacaan mereka, meningkatkan motivasi dan pemahaman.

5) Berikan apresiasi dan umpan balik positif kepada siswa yang menunjukkan peningkatan atau usaha dalam kebiasaan membaca mereka.

6) Kenali minat siswa dan sediakan bahan bacaan yang sesuai dengan minat tersebut untuk membuat membaca lebih menarik.

Tentu saja, mencintai literasi bukan hanya tugas siswa, tetapi guru dan semua yang terlibat dalam aktivitas pembelajaran. Tentu kendali semacam ini ada di Kepala Sekolah atau guru tertentu yang dipercayakan untuk mengembakan tradisi indah lima belas menitan ini.

Salam literasi untuk kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun