Paspena merupakan Pasukan Penolong Ayah. Para anggota pasukan yang bertopi caping (topi khas petani di Jawa) dengan baju coklat seperti polisi dan celana panjang loreng seperti tentara siap turun ke sawah-sawah di dekat sekolah untuk membantu para petani.Â
Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa selain "memahami" pekerjaan seorang ayah di sawah, juga melatih kerja sama dan mau berkotor ria di sawah untuk mencangkul, mencabut rumput, atau memanen padi. Kegiatan ini sangat menarik karena memberikan sebuah pemahaman tentang nilai kerja bagi siswa.
Ada juga program Asdulam atau asrama dua malam. Dalam bincang-bincang bersama Kepala Sekolah SMP Kebangsaan Bharata, Kedawung (salah satu SMP yang bernaung di bawah Yayasan Mangunan) pada hari Senin 8 Juli 2024 lalu, Pak Gres Raja menuturkan bahwa program ini menjadi semacam latihan kerja sama dan kerja tangan secara berkelompok. Anak-anak akan membentuk kelompok.Â
Ada yang bertugas memasak, membersihkan halaman sekolah, lalu ada senam dan latihan rohani bersama. Anak-anak akan nginap dua malam di sekolah atau pun di rumah warga sekitar.Â
Tentu mereka akan didampingi secara penuh orang para guru termasuk Gres Raja, seorang mantan Manager HRD yang sudah mapan namun meninggalkan kerjanya lebih menjadi kepala sekolah di sebuah kampung terpencil di wilayah Karanganyar Jawa Tengah. Sebuah pengabdian yang menginspirasi warga setempat, karena dia seorang perantau asal Flores yang punya cinta untuk anak-anak sekolah.Â
Nampak jelas, kegiatan nonformal di luar jam-jam pelajaran sekolah justru membentuk anak-anak lebih berkarakter dam lebih menjadi seorang pribadi di kelak kemudian hari. Dapat kita katakan, sekolah-sekolah Mangunan adalah contoh inspiratif bagaimana pendidikan nonformal dan formal dapat berkolaborasi untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan relevan bagi siswa.
Link vidio yang di-screenshoot fotonya:
https://youtu.be/6umqd-m4x80?si=ud0h6QhsHurv6nja
https://youtu.be/XE-AftUeDPs?si=DhkyzTnOTl3EFrNn
https://youtu.be/QZmADLX_T3A?si=TMe1YkACrw1R8UGi