Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pendidikan Nonformal dengan 7 Modal

11 Juli 2024   22:44 Diperbarui: 12 Juli 2024   09:32 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(aksi paspena di ladang, screenshoot dari vidio sekolah SMP Kebangsaan)

Topik pilihan Kompasiana kali ini menurut saya menarik karena masih berbicara tentang pendidikan. Sebelum ini ramai dibicarakan adalah "POLEMIK PPDB, APA MASALAHNYA?" "STUDENT LOAN" DAN "KULIAH TIDAK WAJIB." Kebetulan kurang dari empat hari tahun ajaran baru dimulai, tema ini semakin menarik karena bisa jadi ada peserta didik yang tidak memilih sekolah formal melainkan sekolah nonformal untuk menyiapkan masa depannya.

Pendidikan nonformal memainkan peran yang sangat penting dalam melengkapi pendidikan formal. 

Pendidikan nonformal sering kali lebih fleksibel dalam hal waktu dan tempat, sehingga memungkinkan siswa yang tidak dapat mengikuti pendidikan formal untuk tetap belajar. 

Salah satu sekolah yang menjalankan pola pendidikan berbasis ketujuh modal dasar itu adalah "Sekolah Mangunan" yang didirikan oleh Romo Mangunwijaya.

Sekolah Mangunan, yang didirikan oleh Romo Mangunwijaya, adalah contoh nyata bagaimana pendidikan nonformal dapat diintegrasikan dalam kerangka pendidikan formal untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih holistik dan berpusat pada siswa. 

Sekolah ini mengedepankan pendekatan pendidikan yang fleksibel, kreatif, dan inklusif, yang berfokus pada pengembangan tujuh modal dasar: moralitas, intelektualitas, kreativitas, spiritualitas, sosialitas, kemandirian, dan kepekaan lingkungan.

Ada beberapa hal yang membuat sekolah model ini menonjol. Pertama, Pendekatan yang Holistik. Pendekatan ini meliputi:

1) Moralitas. Mengajarkan nilai-nilai moral dan etika melalui kegiatan sehari-hari dan interaksi sosial. 

2) Intelektualitas. Fokus pada pemahaman mendalam daripada sekadar hafalan, dengan mendorong siswa untuk berpikir kritis dan analitis. 

3) Kreativitas. Mengembangkan kreativitas melalui berbagai aktivitas seni dan proyek kreatif yang mengajak siswa untuk berpikir out-of-the-box. 

4) Spiritualitas. Menyediakan ruang bagi pengembangan spiritualitas, baik dalam konteks agama maupun pemahaman diri yang lebih dalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun