Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Penyakit Kronis Bernama Kecurangan

1 Juli 2024   20:48 Diperbarui: 1 Juli 2024   22:15 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENYAKIT KRONIS BERNAMA KECURANGAN

Apa sih yang tidak mungkin terjadi di negara ini? Hampir semua hal ada manipulasi dan kecurangan, mulai dari tingkat negara hingga Tingkat RT. Selalu saja ada orang-orang kreatif yang berusaha menjadi keuntungan pribadi dalam berbagai kesempatan. Mereka seolah berprinsip, "Peluang sekecil apapun harus ditangkap, kalau bukan aku ya siapa lagi?"

Penerimaan siswa baru hampir memasuki tahap akhir. Tapi tema tentang kecurangan dalam PPDB masih hangat untuk diangkat sesuai harapan kompasiana. Apa akar masalahnya?

Akar permasalahan kecurangan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di sekolah negeri terutama pada tingkat menengah dan atas memang berkaitan dengan beberapa faktor utama.

Berikut ini bisa jadi merupakan akar permasalahan mengapa muncul kecurangan yang "menahun", yang selalu terjadi secara berulang setiap tahunnya.


Pertama, jumlah sekolah negeri yang terbatas sehingga menyebabkan daya tampung kurang padahal para peminat sekolah negeri semakin meningkat setiap tahun. Naiknya peminat sekolah negeri karena orang tua mulai kesulitan menyekolahkan anaknya di sekolah swasta yang cenderung mahal.

Jumlah sekolah negeri yang terbatas mengakibatkan daya tampung yang tidak mencukupi untuk menampung semua calon siswa yang ingin masuk.

Hal ini terutama terasa pada sekolah-sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) favorit. Sekolah negeri, terutama yang berkualitas baik, memiliki permintaan yang sangat tinggi karena biaya yang lebih terjangkau dibandingkan sekolah swasta.

Kedua, ketidakmerataan kualitas pendidikan. Terbatasnya ketersediaan sekolah negeri yang memiliki reputasi baik dan dianggap favorit oleh masyarakat. Sekolah-sekolah ini biasanya memiliki fasilitas yang lebih baik, guru yang berkualitas, dan prestasi akademik yang tinggi.

Selain itu, kualitas pendidikan yang tidak merata di antara sekolah negeri mengakibatkan konsentrasi siswa pada sekolah-sekolah favorit, sehingga meningkatkan persaingan dan potensi kecurangan. Akibatnya, banyak orang tua berlomba-lomba untuk sebisanya masuk sekolah favorit. Apapun caranya akan ditempuh, yang penting diterima di negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun