Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tak Plontos Tak Ramai

30 Juni 2024   22:40 Diperbarui: 30 Juni 2024   23:11 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(dokpri sahabat penyintas)

"Kita semua botak sekarang," kata Andi, tersenyum, "Tapi, kita semua bersama sebagai satu keluarga. Terima kasih, teman-teman."

Mereka berpelukan, merasakan ikatan persahabatan yang lebih kuat dari sebelumnya. Malam itu, mereka bukan hanya kehilangan rambut mereka, tetapi juga menemukan arti baru dari persahabatan dan solidaritas. Mereka tahu, bersama-sama, mereka bisa menghadapi apa pun.

Rina tak lagi sendirian. Meski derita di badan ditanggungnya sendiri, tetapi kehadiran teman-teman plontos baru telah menguatkan batinnya. Ia tak berjuang dalam sakit sendirian. Ada suami dan para sahabat yang begitu mencintainya. "Ah, seadainya plontos mereka bisa perpanjang hidupku, aku rela plontos hingga akhir perjuangan," pungkas Rina kepada para sahabatnya.

*Para tokoh dalam cerpen ini adalah rekaan belaka. Jika ada yang namanya sama ini hanya kebetulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun