AMBIL KEUNTUNGAN DARI KEMATIAN (2)
Sebuah Tanggapan atas Seruan Paus
Oleh: Alfred B. Jogo Ena
Laudato Si dan Pesan Aktualnya
Paus Fransiskus sering kali mengkritik industri senjata dan perdagangan senjata yang mengambil keuntungan dari konflik dan kematian. Tujuan utama industri senjata seharusnya bukanlah menghasilkan keuntungan, tetapi untuk mempromosikan perdamaian dan keamanan global.
Menurut Paus Fransiskus, perdagangan senjata dan perang membawa dampak buruk bagi manusia dan bumi. Dampaknya meliputi korban sipil, pengungsi, dan kerusakan lingkungan yang serius. Selain itu, banyak negara-negara yang terjerumus dalam kemiskinan dan kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya, tetapi justru membeli senjata untuk kepentingan militer. Oleh karena itu, Paus Fransiskus menyerukan agar para pemimpin dunia mengambil tindakan untuk menghentikan perdagangan senjata dan berinvestasi dalam pembangunan perdamaian dan kesejahteraan global.
Dalam pandangan Paus Fransiskus, perdamaian bukanlah sekedar keadaan tanpa perang, tetapi juga keadaan di mana keadilan, keamanan, dan kesetaraan tercapai. Perdamaian tidak hanya mencakup negara dan politik, tetapi juga kesejahteraan manusia dan lingkungan hidup. Oleh karena itu, Paus Fransiskus mengajak seluruh umat manusia untuk menjadi pelaku perdamaian dan berjuang bersama untuk menciptakan dunia yang lebih baik.
Dalam ensiklik Laudato Si (2015) Paus Fransiskus menolak perang dan mendorong perdamaian yang adil. Meskipun tidak secara eksplisit membahas tentang perang, dalam ensiklik ini, Paus Fransiskus menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan membangun budaya perdamaian.Â
Ia menyoroti dampak negatif perang dan konflik bersenjata terhadap lingkungan hidup dan kehidupan manusia, khususnya kaum miskin,sebagaimana ditegaskan dalam Laudato Si 48, "Lingkungan manusia dan lingkungan alam merosot bersama-sama, dan kita tidak dapat secara memadai menangani kemerosotan lingkungan alam jika kita tidak memperhatikan sebab-sebab yang berkaitan dengan kemerosotan manusia dan masyarakat. Sesungguhnya, kerusakan lingkungan dan kemerosotan masyarakat lebih berdampak terhadap pihak yang paling lemah...".
Paus Fransiskus menekankan bahwa perdamaian harus diperjuangkan melalui dialog, persatuan, kesetaraan dan keadilan, bukan dengan kekuatan dan kekerasan. Kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan baru. Kekerasan tidak pernah menjadi solusi yang manusiawi.
Paus Fransiskus juga menekankan pentingnya kerja sama internasional untuk mencapai perdamaian dan menyelesaikan konflik. Ia menyerukan bahwa negara-negara harus bekerja sama dalam rangka memutus siklus persenjataan dan perdagangan senjata yang merusak dan menciptakan konflik.
Dalam konteks ini, Paus Fransiskus menyatakan bahwa keberhasilan dalam perdamaian menuntut perubahan gaya hidup dan perilaku manusia dalam memperlakukan lingkungan hidup, menciptakan keadilan sosial dan mendorong dialog saling pengertian antarumat beriman, budaya dan bangsa.
Bagaimana menghentikan perang dan memeras keuntungan dari kematian itu?
Bagi para pakar perang dan persenjataan, diplomat, menteri luar negeri, bahkan kepada negara mungkin sudah ada solusi untuk menghentikan perang dan keuntungan dari kematian ini. Ibaratnya, seorang pembuat virus sudah menyiapkan antivirusnya. Dia yang membuat virus lalu menjual antivirus kepada pengguna agar dia selamat.Â
Bagi yang berkecimpung di dunia IT seperti computer, tentu paham yang saya maksud. Bagi orang yang awam dalam hubungan internasional dan persenjataan, mungkin usulan berikut bisa lebih masuk akal meski dalam praktiknya susah diwujudkan karena masing-masing pihak tersandera oleh egoisme dan kalkulasi politik bisnisnya.
Menurut hemat penulis, selain diplomasi dan perundingan, pengendalian senjata, pembangunan ekono dan sosial, serta kerja sama internasional yang selama ini sudah dilakukan para diplomat dan kepala negara, perlu juga adanya pendidikan dan kesadaran.Â
Pendidikan sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak negatif perang dan industri senjata terhadap kehidupan manusia dan masyarakat. Pendidikan tentang perdamaian, dialog antarbudaya, dan pemahaman tentang hak asasi manusia dapat membantu mendorong pemikiran kritis dan mengubah sikap terhadap kekerasan.
Apa saja yang kiranya diperlukan dalam pendidikan dan kesadaran agar masyarakat dunia paham akan bahaya perang? Ada beberapa hal bisa dilakukan antara lain:
Pertama, pendidikan tentang sejarah perang. Masyarakat perlu untuk mempelajari sejarah konflik dan perang, termasuk penyebab, konsekuensi, dan dampaknya terhadap kehidupan manusia dan lingkungan. Pembelajaran ini dapat membantu masyarakat memahami bahwa perang sering kali menghasilkan penderitaan yang tidak perlu dan mengorbankan banyak nyawa.
Kedua, studi kasus dan kisah nyata. Masyarakat perlu mendalami studi kasus konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia agar memahami kerusakan yang disebabkan oleh perang, baik secara fisik maupun emosional. Menggali kisah nyata dari korban perang dan keluarga mereka dapat merangsang empati dan pemahaman yang lebih dalam.
Ketiga, pendidikan perdamaian dan toleransi. Pembelajaran tentang perdamaian, dialog antarbudaya, dan toleransi juga sangat penting. Ini melibatkan pengembangan keterampilan penyelesaian konflik tanpa kekerasan, penghargaan terhadap keragaman budaya dan agama, serta upaya untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan antarindividu dan masyarakat.Â
Sekian belas tahun lampau, saya pernah mengikuti pelatihan resolusi konflik, tapi lebih banyak menyangkut hal-hal teknis, belum menyentuh hal-hal yang lebih fundamental tentang bahaya lemahnya perdamaian dan toleransi. Semoga teori-teori resolusi konflik terkini lebih komprehensif.
Keempat, pengajaran tentang Hak Asasi Manusia. Kesadaran akan hak asasi manusia, termasuk hak atas kehidupan, kebebasan, dan martabat manusia, merupakan pondasi yang penting dalam mencegah pelanggaran hak-hak tersebut yang sering terjadi selama perang. Pendidikan tentang pentingnya menghormati hak asasi manusia dapat membantu masyarakat memahami bahaya destruktif dari perang. Penguatan tentang pendidikan HAM sudah mulai digalakkan sejak dalam keluarga, sekolah dan masyarakat terdekat. Melanggar HAM orang lain sama artinya melanggar HAM diri sendiri.
Kelima, Keterampilan kritis dan pemikiran kritis. Penting bagi masyarakat untuk mengembangkan keterampilan kritis dan kemampuan pemikiran kritis untuk menilai informasi yang mereka terima tentang perang. Ini mencakup kemampuan untuk memahami propaganda perang, mengevaluasi berbagai sudut pandang, dan mengidentifikasi solusi damai dalam menyelesaikan konflik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HSemoga dengan pendidikan dan kesadaran yang komprehensif tentang bahaya perang, masyarakat dapat menjadi lebih sadar akan konsekuensi yang menghancurkan dari kekerasan dan lebih mungkin untuk mendorong perdamaian, dialog, dan keadilan dalam hubungan antarnegara dan antarindividu. Dan lebih daripada itu, masyarakat dunia lebih berani menolak adanya upaya-upaya untuk menikmati keuntungan dari kematian sesama akibat perang. (selesai)