Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perginya Si Rindu, Pulang dan Angkringan

27 April 2024   21:28 Diperbarui: 27 April 2024   21:43 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semoga Ibu selalu sehat bahagia bersama penyakit
yang menyayangi Ibu. Jangan khawatirkan
keadaan saya. Saya akan normal-normal saja.
Sudah beberapa kali saya mencoba meralat
nasib saya dan syukurlah saya masih dinaungi
kewarasan. Kalaupun saya dilanda sakit
atau bingung, saya tak akan memberi tahu Ibu.

Selamat Natal, Bu. Semoga hatimu yang merdu
berdentang nyaring dan malam damaimu
diberkati hujan. Sungkem buat Bapak di kuburan.

(Puisi disadur dari: sepenuhnya.com)

Puisi ini menggambarkan bertapa Joko Pinurbo amat piawai menggabungkan pemikiran filosofis dan kritis dalam karyanya dengan hal sederhana. Dalam puisi ini, dia membahas tentang konsep persepsi, kebenaran relatif, dan identitas dengan cara yang introspektif dan kritis. 

Dia menggambarkan kompleksitas pikiran dan perasaan manusia, serta mempertanyakan norma-norma sosial yang diwariskan. Betapa, pilihan politik yang berbeda bisa membuat seseorang melupakan nilai-nilai kekerabatan dalam masyarakat. Persahabatan bisa terlucuti hanya karena naiknya status sosial tertentu dalam kekuasaan. 

Betapa kita bisa melihat bahwa karya Joko Pinurbo tidak hanya membangkitkan refleksi pribadi, tetapi juga mengajak pembaca untuk mempertanyakan paradigma yang ada dalam masyarakat yang bisa terjungkir balik oleh keadaan yang mendesak.

Kepergianmu telah meninggalkan legitimasi tentang kesastraan yang tak terbantahkan. Caramu mengkritik kehidupan sosial, kehidupan berbangsa amat sederhana, sesederhana dirimu, dengan bahasa yang santun, indah dan menikam nurani.

Terima kasih atas warisanmu yang luar biasa ini. Kami akan meneruskannya dalam perjalanan Indonesia ke depan. 

Selamat beristirahat dalam keabadian, seabadi nama dan karyamu yang kau wariskan bagi kami dan dunia.

Joko Pinurbo bersama Tengsoe Tjahjono, Eka Budianta dan Rm. Dr. G. Subanar, SJ (foto dari FB KPKDG)
Joko Pinurbo bersama Tengsoe Tjahjono, Eka Budianta dan Rm. Dr. G. Subanar, SJ (foto dari FB KPKDG)

Kaki Merapi, 27 April 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun