Sahabat yang tak terpisahkan ibarat pelita yang membawa terang di kegelapan. Sebagaimana pelita yang membawa terang, seorang sahabatpun bisa membawa terang yang menerangi kekalutan dan kegelapan budi yang sedang dialami seseorang.
Sebagaimana pelita yang harus membakar dirinya agar bisa memberi terang, seorang sahabat sepantasnya membakar segala egonya agar bisa memberikan cinta bagi sang sahabat. Sebagai pelita, seorang sahabat berusaha selalu hadir bagi dan menjadi bagian tak terpisahkan dari sahabatnya. Dia hadir untuk membawa terang, damai, cinta dan harapan. Sebagai pelita terang, damai, cinta dan harapan, seorang sahabat memiliki arti amat penting.
Ketika seorang sahabat sedang berjalan dalam kegelapan atau jatuh dalam lorong-lorong kehidupan yang menyesatkan, dia hadir laksana api, sinar atau terang yang siap menuntun kembali sang sahabat ke jalan yang benar. Dan...karena fungsi pelita adalah membawa terang, maka pelita itu harus ditaruh di atas kaki dian sehingga bisa memancarkan terangnya.
Sahabat adalah pelita harapan. Dengan harapan, kita mampu menetapkan kebulatan tekad dan membuat komitmen untuk menerima sahabat kita apa adanya. Dengan harapan maka tidak ada ruang bagi hubungan yang banyak menuntut dan tidak berimbang. Hubungan yang selalu menang -- kalah, hubungan majikan -- pembantu. Dalam harapan, hubungan persahabatan yang dibangun adalah hubungan yang sederajat dan manusiawi. (abje)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H