HIDUPLAH YANG REALISTISÂ
Oleh: Alfred B. Jogo Ena
Kita sering membaca atau mendengarkan kata-kata ini, "Starting today, I need to forget what's gone, appreciate what still remains, and look forward to what's coming next." Kalimat ini bisa diterjemahkan secara bebas demikian, "Mulai hari ini, saya harus melupakan yang telah berlalu, mengapresiasi yang sedang berlangsung dan menantikan yang akan datang."
Ada tiga kata kunci yang amat mewarnai hidup kita: "Melupakan", Mengapresiasi" dan "Menantikan". "Melupakan" berkaitan dengan yang lampau, yang sudah lewat, yang sudah berlalu, masa lalu. "Mengapresiasi" berkaitan dengan apa yang sedang terjadi, hari ini dan sekarang ini, masa kini. Sedangkan "Menantikan" berkaitan dengan apa yang akan terjadi, jadi belum ada, sesuatu yang masih diharapkan, masa depan.
Sehat dalam dua Aspek
Ada dua aspek dari kalimat kutipan di atas, khususnya penekanan pada masa lampau, masa kini dan masa depan yang bisa kita dalami lebih lanjut.
Pertama, aspek psikologis, kalimat tersebut mengajarkan pentingnya hidup di masa kini dan meredakan ketergantungan pada masa lalu atau kecemasan tentang masa depan. Ini terkait erat dengan konsep mindfulness, yaitu kesadaran penuh akan apa yang terjadi dalam hidup Anda saat ini, baik itu pikiran, perasaan, atau pengalaman Anda.
"Melupakan yang sudah lalu" bisa berarti memaafkan diri sendiri dan orang lain atas kesalahan atau kegagalan di masa lalu, dan melepaskan penyesalan atau rasa bersalah. Ini penting untuk kesejahteraan mental dan emosional kita. Melupakan di sini bukan maksudnya meniadakan memori atau kenangan masa lalu, entah itu yang menyakitkan maupun yang menyenangkan. Bukan itu!
"Mengapresiasi yang sedang berlangsung" adalah tentang menghargai dan menikmati momen sekarang. Sikap semacam ini bisa meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan hidup, serta mengurangi stres dan kecemasan.
"Menyambut yang akan datang" berarti menyikapi masa depan dengan sikap positif dan terbuka. Ini bisa membantu kita merasa lebih bersemangat dan termotivasi, serta lebih siap untuk menghadapi tantangan atau perubahan yang mungkin terjadi.
Dan kedua, aspek sosiologis, kalimat ini menggambarkan bagaimana individu berinteraksi dengan masyarakat dan dunia di sekitar mereka.
"Melupakan yang sudah lalu" bisa berarti melepaskan norma atau harapan sosial lama yang tidak lagi relevan atau bermanfaat. Namun sering kali orang selalu berputar-putar atau masih euforia dengan masa yang sudah lalu, susah move on.