Hanya Semesta yang tahu. Air mata yang jatuh dari langit pagi ini sekiranya menyadarkan kita bahwa mari berhenti sejenak, berdiam dirilah sejenak, refleksilah sejenak.
Tapi apakah itu berlaku untuk mereka Para Pejuang Kemanusian? Para Tenaga Medis, gugus tugas covid bahkan Relawan Kemanusiaan tidak pernah berhenti dan berdiam diri, mereka tak mengenal waktu rehat, mereka tak mengenal yang namanya rebahan, mereka tak mengenal yang namanya santai dan ngopi dulu sejenak. Karena Kemanusiaan adalah Sumpah Janji mereka. Mereka mempertaruhkan nyawa, waktu bahkan keluarga mereka hanya untuk Raga yang Lain.
Lalu pertanyaannya apakah yang harus kita balas dan berikan kepada mereka atas dedikasi yang tinggi itu???
Bukan harta benda, bukan pula emas atau perak. Kita bisa membalas kebaikan hati mereka dengan Kita menjaga diri kita, mengikuti setiap anjuran pemerintah, tidak bepergian kemana dan dirumah saja, selalu gunakan masker, budayakan pola hidup sehat itu dan itu terus yang mereka selalu sampaikan. Apakah kita sudan lakukan? Saya rasa belum. Jika kita mampu menyadarkan diri kita untuk selalu mengikuti apa yang para tenaga medis dan pemerintah sampaikan maka kita sedang menolong mereka dan menyelamatkan mereka untuk keluar dari lingkaran musuh tak terlihat itu.
Semoga kita menjadi manusia yang juga mampu memikirkan manusia manusia yang lainnya.
Saya percaya bahwa Mentari pagi tak pernah terlambat bersinar dan selalu terbit di ufuk timur juga selalu terbenam diufuk barat dikala senja menjemput. Begitu juga keyakinan saya Badai pasti akan berlalu. Seperti itu pula Janji Tuhan akan umatnya bahwa Janji dan Peyertaan-Nya YA dan Amin
Salam sehat
Mari bersatu lawan Covid-19
Alfons Ratukani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H