Siapakah anak-anak yang kurang beruntung di Indonesia? Apakah mereka yang berasal dari keluarga miskin dan sederhana? Apakah mereka yang tidak mendapatkan akses Pendidikan yang layak? Apakah mereka yang tinggal di Desa? Atau mereka yang berkebutuhan kusus?
Menurut CBS Household Labour Survey, daerah tertinggal merupakan daerah yang memiliki angka signifikan dalam jumlah anak yang tidak menempuh jenjang Pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Di daerah tertinggal terdapat banyak anak-anak yang bekerja setelah lulus dari sekolah dasar. Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi ini adalah kemiskinan, kurangnya pengaruh orang tua dalam memotivasi anak, dan sulitnya akses Pendidikan, serta minimnya perhatian pemerintah setempat dalam memperhatikan anak-anak yang ada di Desa.
Nelson Mandela pernah mengatakan "pendidikan adalah senjata ampuh yang dapat mengubah dunia". Bila anak-anak Indonesia yang hidup di daerah tertinggal memiliki semangat dan akses yang tinggi untuk menempuh jenjang pendidikan dari yang terendah hingga tertinggi, mereka akan menjadi generasi emas Indonesia yang dapat membangun Indonesi dari pinggiran atau dari Desa.
Anak akan bertumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrahnya hingga anak akan menjadi pemuda yang akan meneruskan estafet perjuangan untuk memajukan Indonesia. Satu pemuda saja dapat memberikan perubahan, apalagi dengan sepuluh pemuda? Maka gegerlah dunia.
Terdapat suatu ungkapan yang sudah diketahui secara umum bahwa "tidak perlu mengeluarkan senjata untuk menghancurkan sebuah bangsa, cukup hancurkanlah kehidupan para pemudanya, maka hancurlah bangsanya". Maka disinilah peran penting pendidikan sebagai langkah untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kecerdasan untuk membangun negeri.
Bagaimana untuk merealisasikan harapan ini? Tentunya dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu desa. Upaya ini membutuhkan usaha yang tidak mudah, dibutuhkan kegigihan dari masyarakat itu sendiri dan pemerintah Desa serta Lembaga-lembaga permsayarakatan yang ada di lingkup Desa. Sebagaimana ditulis oleh Gunawan dan Ari (2016: 1) dalam buku mereka yang berjudul Membangun Indonesia dari Desa: Pemberdayaan Desa sebagai Kunci Kesuksesan Pembangunan Ekonomi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat, bahwa untuk membangun Indonesia menjadi negara yang besar, kuat, dan hebat, haruslah dimulai dari desa.
Sejalan dengan harapan besar Presiden terpilih Bapak Jokowi dalam pidato kemenangannya mengatakan bahwa, peningkatan Sumber Daya Manusia adalah kunci utama dalam mengejar segala macam ketertinggalan Bangsa Indonesia dari lajunya arus perkembangan dunia di era Globalisasi dan revolusi Industri 4.0, sehingga peningkatan SDM perlu diperhatikan dan dikerjakan semaksimal mungkin kalau kita mau bersaing dengan negara-negara luar.
Dengan melihat begitu pentingnya Pendidikan dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia, maka semua sector harus digerakan agar tercapai harapan besar Bangsa ini menjadi "INDONESIA UNGGUL".
Untuk mendukung SDM Â menuju Indonesia Unggul, maka ada satu gerakan dari anak-anak Forum Desa Rambangaru untuk membangun Rumah Belajar atau mereka sebut dengan " Uma Pengu " yang terletak di pusat Desa Rambangaru, saat ini mereka masih menggunakan rumah pastori Gereja Kristen Sumba Jemaat Kapunduk sebagai tempat awal melakukan rutinitas membaca dan belajar Bersama.
Untuk diketahui Desa Rambangaru terletak di kecamatan Haharu bagian utara Kabupaten Sumba Timur, Desa Rambangaru adalah Ibu Kota Kecamatan Haharu dengan luas wilayah 61,4 km dan jumlah penduduk data bps tahun 2017 sekitar 1.541 jiwa serta jarak tempuh dari pusat kota Waingapu 47 KM atau sekitar 1 jam lebih jika menggunakan mobil dan kendaraan roda dua.