Mohon tunggu...
Alfonsus G. Liwun
Alfonsus G. Liwun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Dum spiro spero... email: alfonsliwun@yahoo.co.id dan alfonsliwun16@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Swasta atau Negeri, Sama-Sama Sekolah loh?

30 Mei 2022   14:10 Diperbarui: 30 Mei 2022   14:19 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Dukungan Orangtua, Anak diberi waktu untuk disiplin belajar mandiri (foto: dokpri, 20/09/2021)

Jika beberapa orangtua berkumpul, salah satu pertanyaan yang sering muncul ialah pertanyaan mengenai "dimana anak sekolah".  Dari pertanyaan rentetan sharing antar orangtua muncul. Sharing yang muncul tentang sekolah, bagaimana guru pengajar, bagaimana tugas sekolah untuk anak di rumah, bagaimana tentang jumlah uang sekolah, bagaimana kenyamanan anak di sekolah, dll.

Sepertinya, kebanyakan orangtua sekarang tidak lagi sharing seputar prestasi anak. Karena prestasi anak, sangat bergantung pada hal-hal tentang sharing orangtua tadi.

Sekolah Swasta

Sekolah swasta, selalu dikenal dengan biaya sekolah yang lumayan mahal. Konsep sekolah mahal ini, selalu juga menjadi ketakutan bagi orangtua. Orangtua takut karena tidak sanggup membayar uang sekolah, dll dengan alasan pendapatan tak mencukupinya.

Walaupun mahal, pengalaman saya membuktikan ada hal positip yang dimiliki oleh sekolah swasta. Pengalaman positip bersekolah di sekolah swasta ialah pelayanan stakeholder di dalam sekolah swasta. Pelayanan itu berupa pendekatan kepada anak didik, yang sangat mendukung kenyamanan belajar, padahal pelajaran sekolah swasta jauh begitu tinggi.

Selain pelayanan, sekolah swasta yang pernah saya rasakan dari SD sampai PT ialah melatih kedisiplinan. Kedisiplinan inilah yang menjadi modal utama hidup dalam setiap pekerjaan saya hingga dengan saat ini. Tidak hanya pelayanan dan kedisiplinan, poin penting yang satu ini yaitu penanaman budi pekerja, menjadi fondasi hidup bersama orang lain.

Poin pelayanan, kedisiplinan, budi pekerja, dan pengetahuan, inilah yang terintegrasi dalam sebuah semboyan ini, "non scollae sed vitae discimus", artinya sekolah / belajar tidak untuk mengerjar prestasi tetapi untuk hidup.

Sekolah Negeri

Sekolah negeri adalah sekolah yang dikelola oleh negara. Negara hadir melalui guru-guru negeri. Guru-guru yang dibiayai oleh negara, yang sering dikenal gurus PNS atau ASN.

Sekolah negeri ini lebih banyak dari sekolah swasta. Sekolah negeri ada dimana-mana, untuk menjawab cita-cita bangsa. Sekolah hadir melayani masyarakat dan mengayomi anak-anak yang berada di masyarakat.

Sekolah negeri terhitung masih lebih murah ketimbang sekolah swasta. Walaupun sekolah lebih murah, namun operasional sekolah tetap berjalan. Kalau mau dibilang bahwa operasional tetap berjalan ini, berjalan yang bagaimana, seberapa besar kualitas pelayanan, dll, menjadi hal yang terus selalu dibicarakan. Mungkin sebab ini yang berdampak image kebanyakan orang bahwa sekolah negeri, asal ada saja.

Sekolah negeri sekarang, hemat saya sangat bagus. Fasilitas terjamin dan pelayanan mulai maju. Dua hal ini, menjadi saingan juga bagi sekolah swasta masa sekarang.

Sekolah Swasta atau Negeri, Sama-sama sekolah

Sekolah swasta atau negeri, sama-sama disebut sekolah. Ini harus diakui. Dikatakan sekolah karena secara kelembagaan, ada pihak lain yang mengatur dan mengurusinya. Dikatakan sekolah karena secara sosial, guru dan murid yang sekolah disitu berasal dari masyarakat. 

Masyarakat tentu terpanggil dan peduli terhadap dunia pendidikan. Dikatakan sekolah karena secara edukatif, sekolah menjadi tempat proses belajar dan mengajar, terlaksana. Terlaksana proses transfer ilmu pengetahuan, transfer perilaku sosial, transfer budi pekerti, dan transfer pembiayaan sekolah.

Walaupun sekolah swasta dan negeri, sama-sama sekolah, namun dalam kenyataan kuantitas dan kualitas, jauh berbeda. Mungkin kuantitas (guru, murid, dan pegawai), sekolah negeri jauh lebih dari sekolah swasta. 

Namun ketika berbicara soal kualitas, sangat jauh berbeda. Perbedaan ini bukan terletak pada kualitas guru dan kondisi sekolah, tetapi hemat saya terletak pada "perhatian orangtua baik terhadap anak-anak didik maupun terhadap sekolah" itu sendiri.

Perhatian Orangtua

Bagaimana pun biaya pendidikan, ialah biaya yang mahal. Mahal, karena kualitas pelayanan dan proses pendidikan disekolah, dijalankan dengan pendekatan dan metode pelayanan yang humanis.

Orangtua sebagai peran utama dan pertama atas pendidikan anak, tidak boleh dilepaspisahkan dari sekolah. Transfer pelayanan sekolah harus didukung juga oleh transfer pelayanan orangtua kepada sekolah. Orangtua dan sekolah, menjadi "teman seperjalanan" dalam meretas proses pendidikan anak untuk suatu masa depan yang lebih baik.

Kerjasama orangtua dan sekolah, harus dibangun dengan komunikasi dua arah, komunikasi dialogis. Cara kerjasama demikian, akan mendorong sekolah dan orangtua, untuk saling mendukung iklim pendidikan anak.

Hemat saya, sekolah swasta atau negeri, sama-sama sekolah, sama-sama memiliki peran yang kualitas untuk anak di masa depan. Anak akan menjadi kualitas di masa depan, ketika ia telah memulai menerima sesuatu yang baru, sebagai motivasi yang akan mewujudkan masa depannya sendiri. ***

Pangkalpinang, 30 Mei 2022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun