Sekolah negeri terhitung masih lebih murah ketimbang sekolah swasta. Walaupun sekolah lebih murah, namun operasional sekolah tetap berjalan. Kalau mau dibilang bahwa operasional tetap berjalan ini, berjalan yang bagaimana, seberapa besar kualitas pelayanan, dll, menjadi hal yang terus selalu dibicarakan. Mungkin sebab ini yang berdampak image kebanyakan orang bahwa sekolah negeri, asal ada saja.
Sekolah negeri sekarang, hemat saya sangat bagus. Fasilitas terjamin dan pelayanan mulai maju. Dua hal ini, menjadi saingan juga bagi sekolah swasta masa sekarang.
Sekolah Swasta atau Negeri, Sama-sama sekolah
Sekolah swasta atau negeri, sama-sama disebut sekolah. Ini harus diakui. Dikatakan sekolah karena secara kelembagaan, ada pihak lain yang mengatur dan mengurusinya. Dikatakan sekolah karena secara sosial, guru dan murid yang sekolah disitu berasal dari masyarakat.Â
Masyarakat tentu terpanggil dan peduli terhadap dunia pendidikan. Dikatakan sekolah karena secara edukatif, sekolah menjadi tempat proses belajar dan mengajar, terlaksana. Terlaksana proses transfer ilmu pengetahuan, transfer perilaku sosial, transfer budi pekerti, dan transfer pembiayaan sekolah.
Walaupun sekolah swasta dan negeri, sama-sama sekolah, namun dalam kenyataan kuantitas dan kualitas, jauh berbeda. Mungkin kuantitas (guru, murid, dan pegawai), sekolah negeri jauh lebih dari sekolah swasta.Â
Namun ketika berbicara soal kualitas, sangat jauh berbeda. Perbedaan ini bukan terletak pada kualitas guru dan kondisi sekolah, tetapi hemat saya terletak pada "perhatian orangtua baik terhadap anak-anak didik maupun terhadap sekolah" itu sendiri.
Perhatian Orangtua
Bagaimana pun biaya pendidikan, ialah biaya yang mahal. Mahal, karena kualitas pelayanan dan proses pendidikan disekolah, dijalankan dengan pendekatan dan metode pelayanan yang humanis.
Orangtua sebagai peran utama dan pertama atas pendidikan anak, tidak boleh dilepaspisahkan dari sekolah. Transfer pelayanan sekolah harus didukung juga oleh transfer pelayanan orangtua kepada sekolah. Orangtua dan sekolah, menjadi "teman seperjalanan" dalam meretas proses pendidikan anak untuk suatu masa depan yang lebih baik.
Kerjasama orangtua dan sekolah, harus dibangun dengan komunikasi dua arah, komunikasi dialogis. Cara kerjasama demikian, akan mendorong sekolah dan orangtua, untuk saling mendukung iklim pendidikan anak.