Rusia, dulunya Uni Soviet, sebuah negara besar dan luas. Menjadi negara besar karena kekuatan politik dan militernya. Menjadi negara yang luas karena segi geografis dan jumlah penduduknya. Kekuatan politik dan militer, serta secara geografis dengan jumlah penduduknya besar, rupanya tidak menjamin Uni Soviet menjadi sebuah negara besar yang aman, damai, dan sejahtera.
Egopolitik sentralistik dan daya tekan komunisme, pujaan Lenisme telah menampilkan wajah baru dari mayarakat pinggiran wilayah perbatasan negara. Sentralistik kekuasaan metropolitan lupa bahwa negara-negara tetangga yang kecil seperti Rumania, dll, mampu membangun dekade pendekatan humanis di wilayah perbatasan.
Dan ini terbukti bahwa ketika wilayah-wilayah perbatasan berjuang untuk memisahkan diri, dan berhasil, Uni Soviet menjadi Rusia. Sisi inilah yang membuat adidaya, melempeng. Ditambah lagi, kekuasaan komunis pun runtuh, berantakan. Komunis seakan terhapuskan dari Uni Soviet.Â
Nama Rusia diabadikan karena berasal dari ras Rus. Uni Soviet, sebuah nama negara menjadi kenangan dalam sejarahnya. Dan Ukrain yang pernah berada didalamnya. Mungkin saking luas, ribut kecil-kecil diperbatasan, tak terasakan di pusat. Apalagi di pusat sibuk dengan membangun kekuatan politik dan militer untuk show keluar negeri. Sekali lagi, mungkin sebab ini pada akhirnya menjadi bumerang bagi diri sendiri.
Karena itu juga, Ukrain menurut Bahasa Lokal yang artinya "perbatasan" menjadi negara merdeka pada 24 Agustus 1991. Negara yang melepaskan diri dari negara adikuasa ini, Rusia. Kemerdekaan Ukrain, menambah deretan sebuah negara otonom yang mengurus dirinya sendiri di Eropa Timur.
Konflik Rusia-Ukrain, konflik bathin dan lahiriah
Rasa kemanusiaan Ukrain terhadap Rusia sirna ketika Ukrain berjuang menjadi sebuah negara dan menjadi sebuah negara yang merdeka. Bagi Rusia, kemanusiaan sirna yang dirasakan Ukrain, tidak sertamerta hilang dari Rusia. Sebabkan konflik sekarang ini, mau membuktikan bahwa Rusia tidak mau melepaskan Ukrain sebagai sebuah negara, tetapi melakukan pendekatan militerisasi terhadap Ukrain. Sementara itu, bagi Ukrain, Rusia negara yang menjajah mereka.Â
Negara yang maju tetapi tak sanggup mengurus rumah tangganya sendiri. Secara politik, Rusia mampu menjadi negara adikuasa, namun secara internal, tak sanggup mengurus rumah tangganya. Julukan Superpower, ternyata melempeng secara internal. Superpower pun menjadi kenangan juga.
Konflik Rusia-Ukrain, berujung perang?
Si vis pacem para bellum, jika anda ingin berdamai, bersiaplah untuk berperang! Perdamaian merupakan sebuah perjuangan. Dan perjuangan ini, tak pernah selesai, walaupun ada setumpukan berkas hitam-putihnya. Berkas ini tak memiliki fungsi. Hanya sebatas perjanjian. Dan perjanjian, hanya bisa bertahan dalam waktu tertentu.