Di Maluku, selain di Kepulauan Kei maka "lat" ditemukan juga tumbuh di perairan Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya. Namun lebih populer di Kepulauan Kei karena merupakan bagian dari makanan tradisional masyarakat.Â
Walaupun pada awalnya cenderung hanya dikonsumsi oleh masyarakat ekonomi lemah sehingga sebahagian kalangan masyarakat cenderung untuk menghindar mengkonsumsi tumbuhan laut ini.Â
Pada masa itu anggur laut masih jarang dijumpai di pasar karena permintaan terhadap anggur laut masih sangat rendah. Â Jika ada anggota masyarakat yang ingin mengkonsumsinya maka mereka akan memanen sendiri tumbuhan laut ini di sekitar pesisir pantai.Â
Skema penelitian Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Kabupaten Maluku Tenggara menjadi batu loncatan terkuaknya keunikan anggur laut yang sebelumnya tidak dilirik namun saat ini telah menjadi kebanggaan dan identitas masyarakat Kepulauan Kei. Anggur laut yang unik memiliki prospek sebagai makanan fungsional masa depan.
Dengan semakin banyaknya orang mengkonsumsi anggur laut, maka saat ini tidak dapat ditemukan lagi dengan mudah di pesisir pantai rumah penduduk. Justru ditemukan pada pesisir pantai pulau tak berpenghuni. Â Untuk itu masyarakat lokal harus menggunakan perahu atau ketinting untuk memanen anggur laut pada saat air surut.
Proses untuk membangun opini tentang keunggulan anggur laut agar dapat sejajar dengan jenis-jenis  rumput laut lainnya tidaklah mudah.  Berbagai tantangan dihadapi baik dari masyarakat, akademisi hingga pemangku kepentingan karena kurangnya rasa percaya diri untuk mempromosi sumber daya hayati ini.  Anggur laut Caulerpa sp merupakan rumput laut yang unik dan potensial karena memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh rumput laut yang lain.
Anggur laut tidak hanya di jual di pasar tradisional. Â Di Indonesia, anggur laut telah dijual di berbagai toko dan dapat dibeli secara online di Tokopedia dengan harga bervariasi dari Rp 25.000 hingga Rp 67.000 sesuai berat yang tercantum pada kemasan. Â Pada tahun 2017, anggur laut (lawi-lawi) yang berhasil dibudidayakan di Takalar Sulawesi Selatan telah menembus pasar Jepang dengan volume ekspor minimal 0,5 ton dan permintaannya cenderung meningkat (goodnewsfromindonesia.id).Â
Dengan gencarnya publikasi, pelatihan pengolahan dan diversifikasi produk anggur laut maka saat ini masyarakat mulai tertarik dan mengadopsi teknologi pengolahan anggur laut menjadi berbagai produk olahan yang sehat dan berdaya saing. Â
Beberapa UMKM mulai terbentuk dengan berfokus pada produk olahan anggur laut. Â Anggur laut telah menjadi makanan favorit dan masyarakat dengan bangga mengkonsumsi dan menyajikan pada berbagai kegiatan.
Anggur laut telah menjadi sumber pendapatan masyarakat yang prospektif karena tingginya permintaan pasar terhadap sumber daya laut ini. Untuk menjamin ketersediaan dimana saat ini anggur laut yang dijual di pasar harus dipanen di pulau yang tidak berpenghuni, sehingga perlu dilakukan upaya budidaya untuk menjaga keberlanjutan tumbuhan laut ini di Perairan Kepulauan Kei.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H