Hari Sabtu (15/10/2022), Puskesmas Kunciran menyelenggarakan layanan program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) rutin di Posyandu Remaja Tampak Siring, Perumahan Duta Bintaro, Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang yang berlangsung sejak pukul 08:45 hingga 11:30 WIB.
PKPR merupakan sebuah program layanan kesehatan yang ditujukan untuk remaja. Remaja akan memperoleh layanan medis maupun konseling secara gratis. Selain itu, remaja juga dapat meningkatkan pengetahuannya mengenai serba-serbi kesehatan remaja jika rajin mengikuti kegiatan penyuluhan edukasi kesehatan oleh tenaga kesehatan.
Remaja yang bergabung dalam program ini tentu juga berkesempatan untuk mengembangkan keterampilannya dalam dunia kesehatan dan memperoleh pelatihan konselor sebaya. Di sini, mereka akan dilatih untuk mampu menjadi kader remaja atau konselor sebaya yang tugasnya adalah mengajak teman-temannya untuk mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat guna membantu pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Pelaksanaan kegiatan PKPR dihadiri oleh Ibu Wina Winarti dan Bidan Lian Mayaanti selaku penanggung jawab Program PKPR. Seorang mahasiswa magang program studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka bernama Alfi Zahra Moshthafavi juga berperan dalam kegiatan tersebut. Remaja posyandu dan ibu kader pun turut membantu setiap kali kegiatan ini berlangsung.
Remaja yang hadir di Posyandu dan bersedia mengikuti program tersebut tergolong cukup banyak dan terdiri dari rentang usia 10 hingga 19 tahun dengan karakter dan sifat yang beragam.
Saat datang, mereka akan disambut dan diarahkan menuju meja registrasi. Mereka juga akan diberikan selembar kertas kecil berisi data diri (nama, tanggal lahir, dan jenis kelamin) dan harus dibawa hingga akhir layanan. Setelah itu, mereka diarahkan lagi menuju meja skrining untuk dicek tekanan darah, tinggi badan, berat badan, suhu, LILA serta lingkar pinggang. Hasil skrining akan ditulis di lembar kertas tersebut oleh petugas. Â
Dari meja skrining, selanjutnya remaja harus mengunjungi meja konseling. Di sana mereka wajib mengisi absensi di lembar yang telah disiapkan oleh petugas dan melakukan konsultasi.
Saat sesi konseling, remaja akan diberikan beberapa pertanyaan seputar kondisi kesehatan, bagaimana mereka saat di sekolah, seputar teman, dan keluarga. Remaja berhak untuk bebas bercerita dan menerima solusi atau saran dari konselor.
"Di meja konseling ini saya mengetahui dan menyadari bahwa sebenarnya mereka ingin bercerita tentang kesehariannya yang menyangkut rumah, keluarga, teman, dan sekolah. Mereka juga butuh teman cerita yang bisa membuat mereka nyaman, merasa disayang dan dihargai. Dan betul bahwasanya anak-anak kecil tidak pandai berbohong. Air wajah dan matanya yang berbicara saat bibir mereka mengatup," jelas Alfi.
Beberapa remaja terlihat antusias saat melakukan konseling. Namun ada beberapa yang merasa kurang nyaman untuk bercerita sebab sesi konseling dilakukan di ruang terbuka, sehingga dirasa terlalu banyak orang dan kurang memiliki privasi.
"Sebenarnya, kita butuh ruang tertutup untuk melakukan sesi konseling karena kita sebagai konselor akan kesulitan untuk 'mengorek' cerita mereka-mereka yang bermasalah. Mereka butuh privasi dan kenyamanan agar bisa dengan leluasa menyampaikan cerita maupun keluhan yang dimiliki. Â Kalau di ruang terbuka seperti ini kan mereka kurang nyaman karena ditungguin sama teman-temannya, dilihat banyak orang, dan cukup berisik. Sementara untuk konseling, kita dan mereka butuh tempat yang hening dan nyaman agar apa yang ingin disampaikan akan tersampaikan dengan optimal. Kita akan cari solusi yang terbaik biar mereka bisa nyaman saat konsultasi," tutur Bidan Lian.
Remaja yang telah mengakhiri sesi konseling akan diarahkan lagi menuju meja terakhir untuk didata hasil skriningnya dan setelahnya mereka akan menerima snack untuk dibawa pulang.
"Aku senang ke sini karena akhirnya aku punya teman untuk curhat. Rasanya jadi lega setelah curhat karena dibantu sampai menemukan solusi yang terbaik," ungkap salah satu remaja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H