Romanticizing relationships di media sosial menciptakan gambaran yang tidak realistis tentang hubungan romantis. Meskipun tidak ada yang salah dengan berbagi momen kebahagiaan, penting untuk ingat bahwa setiap hubungan memiliki tantangan dan ketidaksempurnaan. Untuk membangun hubungan yang sehat, kita perlu melepaskan ekspektasi yang dipengaruhi oleh standar media sosial dan lebih fokus pada kualitas komunikasi, saling pengertian, dan dukungan dalam dunia nyata. Hubungan yang sesungguhnya tidak harus sempurna---yang penting adalah bagaimana kita tumbuh bersama dalam menghadapi segala tantangan hidup.
Referensi:
Tiggemann, M., & Slater, A. (2014). "NetGirls: The Internet, Facebook, and Body Image Concern in Adolescent Girls." International Journal of Eating Disorders, 47(6), 630--643.
-
Chou, H. T. G., & Edge, N. (2012). "'They are happier and having better lives than I am': The impact of Facebook self-presentation on perceptions of others' lives." CyberPsychology, Behavior, and Social Networking, 15(2), 117-121.
Kuss, D. J., & Griffiths, M. D. (2017). "Social Networking Sites and Addiction: Ten Lessons Learned." International Journal of Environmental Research and Public Health, 14(3), 311.
Finkel, E. J., et al. (2012). "Online dating: A critical analysis from the perspective of psychological science." Psychological Science in the Public Interest, 13(1), 3-66.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H