Indonesia telah mengambil langkah konkret dengan memperkenalkan dan mempromosikan gagasan Indo-Pasifik dalam forum-forum multilateral melalui partisipasi dalam ASEAN. Pada East Asia Summit ke-8 di Singapura, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno, menguraikan kepada 10 negara ASEAN dan 8 negara mitra ASEAN (Tiongkok, Jepang, Australia, Korea Selatan, India, Selandia Baru, Rusia, dan Amerika Serikat) bahwa Indonesia mendorong 3 aspek penting bagi mencapai kedamaian dan kesejahteraan dalam wilayah Indo-Pasifik, yaitu kerja sama di bidang maritim, konektivitas, dan pembangunan yang berkelanjutan. Meskipun konsep Indo-Pasifik versi Indonesia telah disampaikan sebelumnya, pertemuan EAS kali ini menyoroti secara menyeluruh visi tersebut dengan penekanan pada kepentingan ASEAN, yang mendapat dukungan luas dari negara-negara yang hadir dalam EAS.
Konsep Indo-Pasifik yang diinisiasi oleh Indonesia menjadi basis kerjasama ekonomi yang sangat penting. Hal ini karena wilayah Indo-Pasifik diakui sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi paling dinamis di dunia (Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 2018a). Salah satu langkah awal Indonesia dalam membangun geopolitik di wilayah tersebut adalah kolaborasi dengan Selandia Baru dalam menyusun Pernyataan Pemimpin KTT EAS tentang Penanggulangan Sampah Plastik di Laut yang kemudian disetujui pada KTT EAS bulan November 2018 (Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 2018a). Indonesia menyadari bahwa situasi geopolitik di sana membawa tantangan besar bagi perdamaian, stabilitas, lingkungan, dan kemakmuran negara-negara di wilayah tersebut. Oleh karena itu, kerjasama antar-negara menjadi keharusan untuk menghadapi tantangan tersebut. Indonesia juga memperhatikan bahwa jika fondasi Indo-Pasifik tidak ditegakkan dengan kuat, negara-negara sepanjang Samudera Hindia dan Samudera Pasifik berisiko menjadi pusat tarik-menarik di antara kekuatan global.
Oleh karena itu, Indonesia berupaya mendorong pembangunan struktur geopolitik di wilayah Indo-Pasifik dengan prinsip-prinsip seperti transparansi, keterbukaan, inklusi, kerja sama, dan menghormati hukum internasional. Hal ini penting untuk menjaga peran utama ASEAN yang telah lama mengusung nilai-nilai tersebut.Â
Dengan demikian, ASEAN memiliki potensi untuk memimpin dalam wilayah baru ini. Dalam kerangka konstruktivisme dalam geopolitik, kita menyadari bahwa cara kita memahami dunia geopolitik sangat tergantung pada definisi yang kita gunakan. Melalui pendekatan ini, Indonesia secara aktif memperkenalkan ide-ide mereka tentang Indo-Pasifik di forum-forum multilateral, karena menurut konstruktivisme, tindakan retorika ini akan membentuk kerangka geopolitik regional baru yang dipengaruhi oleh norma-norma dan konstruksi sosial.
Dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia tahun 2018, disampaikan sejumlah langkah strategis yang diambil Indonesia dalam membentuk kerangka kerja regional di wilayah Indo-Pasifik (Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 2018b).Â
Pertama, adalah meningkatkan kemitraan multilateralisme untuk menghormati hukum internasional (Partnership must be strengthened to prevent the mighty takes all). Kedua, mempromosikan semangat co-opetition (cooperative competition), yakni semangat bekerja sama di tengah persaingan global guna mencapai hasil optimal.Â
Ketiga, memperluas ekosistem perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan bukan hanya di ASEAN tetapi juga di wilayah Indo-Pasifik secara keseluruhan, dengan Indonesia dan ASEAN berperan kunci dalam menciptakan kerangka kerja regional tersebut. Keempat, Indonesia membangun kerja sama Indo-Pasifik untuk memperkuat rasa saling percaya dan keuntungan bersama, serta memperluas kebiasaan dialog dalam kerja sama regional di Indo-Pasifik. Terakhir, Indonesia berupaya membangun Indo-Pasifik dengan pendekatan building blocks, yakni:
1. Memperkuat kerja sama antar negara-negara di sekitar wilayah Indo-Pasifik dalam bidang strategis seperti keamanan, maritim, perdagangan, dan investasi, baik secara dua negara maupun banyak negara.
2. Mendorong peningkatan kerjasama di IORA sesuai dengan kesepakatan Jakarta Concord dan Rencana Aksi 2017 -- 2021, untuk menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru yang mendukung perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Samudra Hindia.
3. Mengaitkan kolaborasi bilateral, multilateral, dan struktur kerja sama di Samudra Hindia dengan mekanisme yang dipimpin oleh ASEAN untuk membangun koneksi yang lebih kuat.
Semua langkah yang dilakukan Indonesia untuk mengutamakan peran ASEAN dalam geopolitik Indo-Pasifik bersumber dari pentingnya nilai ASEAN dalam kebijakan luar negeri Indonesia. Konstruksi Indo-Pasifik juga menjadi sarana bagi Indonesia untuk mengatasi kekurangan yang selama ini terdapat dalam ASEAN, terutama terkait perpecahan dalam menghadapi Tiongkok.Â