Mohon tunggu...
Alfiyatul Yusriyah
Alfiyatul Yusriyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia - UIN Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Menciptakan Intensionalitas Belajar di Ruang Kelas Pembelajaran Jarak Jauh

15 Desember 2020   03:09 Diperbarui: 15 Desember 2020   07:21 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan kebijakan pemerintah yang sudah diterapkan di Indonesia dalam mengupayakan pemutusan rantai penularan Covid19 di ranah sekolah, kampus, dan lembaga pendidikan lainnya.

Hal ini tentu menjadi sebuah tantangan besar yang dialami oleh sektor pendidikan, karena sistem pembelajaran tersebut harus melibatkan seluruh aspek pendukung keefektifan kegiatan belajar yang menempatkan jarak panjang di tengah posisi antara pembelajar dan pelajar, sehingga tidak ada interaksi langsung antara guru dengan siswa dalam memberi dan menerima ilmu pengetahuan.

Aspek pendukung untuk keefektifan Pembelajaran Jarak Jauh tersebut mencakup fasilitas media pembelajaran seperti gawai atau laptop, jaringan internet, kemudian perlu keterlibatan peran orang tua, motivasi, suasana dan tempat belajar.

Namun disebabkan oleh keragaman latar belakang yang berbeda-beda dari pihak pelajar maupun pengajar menyebabkan aspek-aspek pendukung tersebut justru tidak mendukung efektivitas kegiatan belajar. Adapun problematika yang timbul pada kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh ini, yaitu:

1. Fasilitas Media Pembelajaran Kurang Memadai

Bagi sebagian orang tua yang memiliki latar belakang ekonomi yang rendah, mereka tidak mampu memfasilitasi gawai atau laptop yang memadai. Ada yang dalam  satu keluarga hanya memiliki satu gawai, sehingga satu gawai tersebut harus difungsikan secara bergantian antara keperluan pekerjaan orang tua dengan keperluan pembelajaran sang anak.

Belum lagi jika gawai atau laptop tersebut memiliki kapasitas penyimpanan yang kecil akan sangat menyulitkan kelancaran dalam kegiatan belajar. Dilansir dalam keterangan tertulis yang diterima kompas.com Satriwan mengatakan "banyak siswa punya gawai hanya satu, itupun dipegang orang tua. Alhasil tak bisa ikut pembelajaran daring bersama temannya di siang hari."

2. Kendala Jaringan Internet

Jaringan internet menjadi sesuatu yang esensial dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh. Biasanya untuk kegiatan PJJ menggunakan aplikasi WhatsApp, Google Meeting, Zoom, Google Classroom, dll. Seluruh aplikasi pembelajaran tersebut tidak dapat diakses tanpa jaringan internet. 

Kendala yang biasa dialami bagi sebagian guru ataupun siswa yaitu sulit menjangkau sinyal internet yang stabil disebabkan faktor daerah tempat tinggal dan  ada pula yang terkendala dengan ketidakmampuan secara finansial untuk membeli kuota internet. Dengan segala kendala yang ada menyebabkan penyampaian materi pembelajaran tidak tersampaikan dengan maksimal.

3. Ketidaksesuaian Gaya Belajar

Dalam metode pembelajaran jarak jauh, siswa diberikan materi dengan salah satu cara yakni melalui teks di WhatsApp, penyampaian materi melalui aplikasi Google Meeting atau Zoom, atau melalui tontonan video dari kanal Youtube.

Menurut Bobbi De Potter dan Mike Hernacki secara umum gaya belajar manusia dibedakan ke dalam tiga kelompok besar. yaitu Visual, yakni cenderung memahami pelajaran dengan melihatnya secara langsung. Bagi siswa yang memiliki gaya belajar visual akan kesulitan memahami materi yang hanya diberikan dengan diperdengarkan melalui suara pada gawai dari pengajar.

Auditorial, yakni memahami sesuatu dengan mendengarkan. Bagi siswa yang memiliki gaya belajar auditorial akan kesulitan memahami materi yang hanya diberikan tertulis melalui pesan teks.

Kinestik, yakni memahami sesuatu dengan praktek langsung. Bagi siswa yang memiliki gaya belajar kinestik akan kesulitan memahami materi yang diberikan tanpa berorientasi pada fisik, misalnya mendengarkan penjelasan guru tanpa melihat fisik guru tersebut.

Berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan secara langsung di mana seorang guru dapat mengenali gaya belajar para siswa di kelas sehingga menggunakan metode yang beragam dalam penyampaian materi.

Dari beberapa ulasan problematika pembelajaran jarak jauh tersebut, tidak seharusnya hal itu dijadikan sebuah hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Belajar merupakan sebuah proses untuk tumbuh dengan memberikan pengaruh yang besar terhadap kemajuan masa depan kehidupan bangsa.

Maka dari itu, tidak dapat dipungkiri untuk kita menghadapi tantangan belajar ini dengan menciptakan intensionalitas belajar sehingga mewujudkan ruang kelas yang intens kendati dilakukan secara jarak jauh.

Intensionalitas Belajar

Konsep intensionalitas dalam fenomenologi Husserl adalah keterarahan tindakan yang bertujuan terhadap suatu objek. Maka suatu pembelajaran bisa disebut intensionalitas apabila kegiatan belajar tersebut dilakukan dengan tujuan yang jelas dengan kesadaran penuh. Adapun secara umum tujuan belajar yang diusahakan untuk dicapai meliputi tiga hal, yakni untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, serta pembentukan sikap.

Demi terciptanya intensionalitas dalam belajar, maka diperlukan bentuk kerja sama antara siswa dan guru. Maksudnya ialah baik dari pihak siswa dan guru mesti sama-sama berkontribusi dan sama-sama menjadi pengajar dan pelajar yang intensional dengan upaya menjadikan ruang kelas pembelajaran jarak jauh tetap bisa disebut sebagai gudang ilmu yang apabila masuk ke dalamnya akan memperoleh kekayaan pengetahuan, sehingga dengan pengetahuan tersebut dapat menanamkan konsep dan keterampilan serta pembentukan sikap.

Seorang guru yang intensional adalah guru yang terus-menerus memikirkan hasil yang mereka inginkan bagi siswanya dan bagaimana tiap=tiap keputusan yang mereka ambil membawa siswa ke arah hasil tersebut. Siswa yang intensional adalah siswa yang berusaha melakukan lompatan konseptual dan mengorganisasikan serta mengingat pengetahuan baru.

Tahapan dalam Menciptakan Pembelajaran yang Intensional saat PJJ

1. Siswa Menerapkan Swadisiplin di Ruang Belajar PJJ

Disiplin diri diterapkan baik dalam hal waktu, penampilan, maupun tindakan. Yakni dengan cara menghadiri ruang kelas dengan tepat waktu, jangan terlambat apalagi sampai guru yang hadir terlebih dahulu. Berpenampilan yang  indah dipandang meski secara virtual, dimulai dengan mandi pagi dan sarapan, kenakan pakaian yang rapi dan bersih.

Bertindak dengan mengedepankan tata prilaku yang baik sebagai seorang pelajar yang siap menerima ilmu pengetahuan, dengan mengatur posisi duduk yang baik dan tidak menunjukan sikap bermalas-malasan.

2. Guru Membangun Keadaan Mental Siswa

Membangun keadaan mental berarti membangun sikap kesiapan yang positif, sehingga dalam diri siswa menumbuhkan afirmasi: "Saya siap mulai belajar. Saya senang mempelajari informasi atau kemampuan yang penting yang akan disajikan guru".

Keadaan mental ini dapat dibangun dengan cara hendaknya guru memulai pelajaran dengan segera ketika jam pelajaran dimulai (Evertson et al., 2006) ini dapat membentuk rasa kesungguhan terhadap tujuan yang belum tumbuh di permulaan pelajaran.

3. Penjelasan Pelajaran yang Efektif

Salah satu ciri konsisten pelajaran yang efektif ialah kejelasan, yakni menggunakan bahasa yang langsung, sederhana dan terorganisir dengan baik dan menyajikan konsep. (Land, 1987; McCaleb & White, 1980; Smith & Land, 1981).

Saat pembelajaran jarak jauh seorang guru sangat terbatas dalam memperhatikan respon yang ditunjukkan siswa ketika menyimak sebuah pembelajaran, maka agar sebuah materi dapat dipahami dengan maksimal pengajar menyajikan pelajaran dengan penyajian yang jelas, menghindari penggunaan istilah kabur yang tidak menambah makna pada pelajaran.

4. Pembelajaran Kooperatif

Setelah selesai mendapatkan penjelasan pelajaran dari seorang guru, kamudian sebaiknya siswa mematangkan penerimaan pengetahuannya dengan cara pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif yaitu bekerja sama dengan siswa lain untuk membantu belajar satu sama lain karena teman sebaya berpengaruh terhadap zona perkembangan pemikiran yang maju. Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan penyampaian dan mendengarkan pengetahuan dalam suatu diskusi ringan.

5. Reseptif Mandiri Pemahaman Materi dengan Menyesuaikan Gaya Belajar

Kemungkinan dalam kegiatan pembelajaran terdapat beberapa informasi yang sulit dipahami, maka siswa dapat mempoles pengetahuannya dengan reseptif secara mandiri dalam membantu mengatasi kesulitan tersebut.

Siswa bisa melakukan dengan menonton video menarik melalui kanal youtube, membaca artikel yang relevan, mendengarkan materi dari para pakar yang disukai, dll. Dalam memilih cara reseptif pemahaman materi itu disesuaikan dengan gaya belajar masing-masing.

6. Saling Memahami terhadap Kendala PJJ

Keragaman latar belakang yang menjadi faktor bermunculan kendala-kendala selama keberlangsungan Pembelajaran Jarak Jauh, kendala itu salah satunya berupa ketika materi disampaikan secara tiba-tiba terputus karena tidak stabilnya jaringan internet. Maka antara guru dan siswa sebaiknya saling memahami bukan menghakimi.

Memahami latar belakang dapat menciptakan pencapaian hasil yang diinginkan bagi siswa dan guru, karena mereka akan saling mengusahakan solusi atas kendala tersebut.

Sebuah Pembelajaran Jarak Jauh akan intens apabila terciptanya intensional belajar dalam ruang kelas pembelajaran. intensional juga mendorong efektivitas belajar sehingga ketika siswa keluar dari ruang kelas PJJ pengetahuan tidak mental begitu saja namun melekat menjadi pembaharuan pengetahuan.

Segala tindakan yang didasarkan dengan kesadaran dan niat untuk mewujudkan tujuan akan menghasilkan hasil yang diinginkan. Pepatah mengatakan di mana ada kemauan (niat), di sana ada jalan. Seseorang yang mempunyai niat dan berusaha akan ada kemudahan yang menghampiri meski di tengah kesulitan yang menghadang.

DAFTAR PUSTAKA

Slavin, Robert. 2011. Psikologi Pendidikan ; Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks.

Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Ciputat: Gaung Persada (GP) Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun