Santri putri, sosok lemah lembut, penuh tawadduk nan elegan. Hari-harinya dihiasi Al-Qur'an, sholat berjema'ah, kutubut turats, diba' sholawat hingga setoran hafalan.Â
Statement miring tentang santri putri seperti "kudet" karena selalu terkurung di Ma'had dan selalu dipandang sebelah mata tidak mengendorkan  semangat dalam mencari ilmu. Karena mereka punya jalan sendiri, jalan yang berbeda dengan orang kebanyakan, jalan yang selalu menjadi prinsip, yakni jalan menuju surga-Nya.
Setelah bertahun-tahun mengkaji ilmu agama, pada akhirnya akan tiba suatu saat santri putri memasuki dunia baru --dunia yang sebenarnya-. Dunia yang membuat melepas dengan berat hati Pondok Pesantren, Kyai dan Nyai. And Then, Life must go on. And this time we will go to national. Not just in ma'had.
Santri Putri yang berkuliah di luar pesantren, seringkali mendapat image buruk dari kalangan pesantren itu sendiri. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya bahwa dunia luar itu liar, dunia luar barokahnya sedikit, dunia luar banyak mudhorotnya dan santri putri yang memilih kuliah diluar adalah pencari kebebasan semu saja, tidak iffah lagi, mudah terpengaruh dunia luar.
Maka dari itu, sebagai santri putri lulusan Madrasah Aliyah sebuah pondok pesantren sudah merupakan hal wajib plus urgen ketika menghadapi dunia perkuliahan di luar untuk melakukan ulasan ulasan:
Pertama, menutupi aurat dengan syar'i. Tidak memakai celana, baju ketat. Apalagi yang menampilkan lekuk tubuh. Yups, don't be a jilboobser. Masih ingat Jilboobs kan? Suatu komunitas jilbab pemakai krudung namun pakaiannya ketat. Kuy, simak hadits dibawah ini:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: (1) Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan (2) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal baunya dapat tercium dari jarak sekian dan sekian." (HR. Muslim no. 2128).
Di antara maksud dari berpakaian namun telanjang adalah menyingkap aurat, berpakaian tipis, termasuk pula berpakaian ketat yang menampakkan bentuk lekuk tubuh.
Muhammad Abduh Tuasikal, lulusan King Saud University, Riyadh pernah menulis amalkanlah ajaran Islam secara utuh, jangan separuh-separuh.
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu." (QS. Al Baqarah: 208).