Kemudian jagung yang dititi menggunakan sebuah batu yang agak kecil. Hasilnya jagung itu menjadi gepeng. Makanya disebut jagung titi. Dalam bahasa daerah disebut "Wata Knaeng/Wata Biting."
Tuak Kelapa
Setelah hidangan Loma dan jagung titi disantap, belum lengkap kalau tidak mencicipi tuak kelapa. Tuak kelapa ini dibuat dengan cara menyadap nira dari bunga jantan pohon kelapa. Nira dari kelapa lalu ditampung dalam "nawing" (tempat menyimpan tuak yang terbuat dari bambu).
Tuak kelapa Rasanya manis. Ada juga yang sedikit pahit. Dihidangkan dalam gelas yang terbuat dari tempurung kelapa. Sangat natural. Setiap orang akan minum tuak dari gelas yang sama. Selain sebagai pengganti air, tuak ini menjadi pengikat persaudaraan.
Mari Pulang Kampung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H