Tuan, dihadapanmu aku tak mampu menjadi apa adanya diriku
Kusembunyikan berbagai kata
Dan tak berani membawamu kedalamnya.
Jauh sebelum mengenalmu,
Aku pernah mencintai seseorang sedalam samudera.
Dan hampir dibuat mati
Lantaran tenggelam, namun tak berusaha untuk berenang kedaratan.
Mengenalmu, adalah hal yang ku syukuri
Entah siapa kamu dan bagaimana dirimu.
Yang ku tahu
Kau telah mengeluarkanku untuk segera bernapas bebas.
Kemudian, aku berjalan menghampirimu
Sebagai manusia yang belum pulih sepenuhnya.
Dengan berbagai luka yang membersamaiku
Kau adalah obat sekaligus luka yang baru.
Katakan, bagaimana bisa aku kecewa?
Jika dirimulah yang membuatku menemukan keindahan baru.
Katakan, bagaimana bisa aku membenci?
Jika dirimulah yang membuatku mengerti tentang makna rasa.
Tuan, dihadapanmu aku menjadi manusia yang tidak tahu diri
Sekaligus menjadi manusia yang terlalu banyak sadar diri.
Kemudian, aku segera turun dari pijakan langit
Yang membuatku terbang tinggi.
Kau berhasil menjadikan aku yang bukan aku
Manusia yang tak terlalu suka bicara ini
Di hadapanmu mampu menjadi manusia yang memulai segala tanya.
Senang bisa mengenalmu,
Membicarakan banyak hal
Meski hanya satu arah.
Sejatinya, perasaan tak pernah membutuhkan timbal balik
Cukup menghargai dan menerima hadirnya
Itu sudah lebih dari cukup
dan kau berhasil melakukannya.
Sungguh aku takut jatuh hati
Kemudian Tuhan hadirkan dirimu.
Tadinya rasa ini begitu hampa
Hingga kau hadir meyakini dengan sungguh
Bahwa ini nyata
Meski hanya sementara.
- Alfitria HasanahÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI