Itu merupakan salah satu ciri yang umum. Mereka tidak sempat bahkan tidak perlu memikirkan apakah apa yang dibicarakan itu menyakitkan atau tidak bagi orang lain karena mereka tidak berencana untuk menyakiti orang lain, sederhananya apa adanya.
6. Menghargai (ngajeni)
Masyarakat desa sangat memperhitungkan kebaikan dari orang lain yang pernah diterimanya sebagai patokan untuk membalas budi. Balas budi dalam hal ini tidak selalu dalam bentuk materi namun lebih kepada bentuk pengahargaan sosial atau istilah Jawanya disebut dengan Ngajeni
7. Suka Gotong Royong
Dikatakan suka gotong royong karena setiap ada kegiatan warga baik bersih-bersih, renov rumah, perayaan hari besar hingga hajatan. Hajatan inilah yang unik di masyarakat desa dimana ketika salah satu warga ada yang sedang mempunyai hajat nikah atau khitanan biasanya dengan serta merta mereka akan bahu membahu untuk membantu kelancaran hajatan “duwe gawe”.
8. Religius
Mungkin ini menjadi yang terakhir yakni religius. Mengapa hal ini terjadi pada masyarakat desa? Yaa karena kehidupan keagamaan di desa lebih aktif tidak hanya di tempat ibadah namun ada yang dari rumah ke rumah, sebagian memiliki kegiatan rutinan yang bernuansa keagamaan.
Misalnya : tahlilan, istighisah, maulid dziba’ atau shalawatan.
D. Sistem Komunikasi Masyarakat Perdesaan
Sistem komunikasi yang digunakan oleh masyarakat desa cenderung berbentuk sistem komunikasi interpersonal yaitu pesan yang disampaikan dari orang satu ke orang yang lainnya, berita disampaikan secara lisan dan disaat itu juga terjadi feedback sehingga masyarakat desa dapat lebih kompak dan harmonis.
Sebagian besar masyarakat yang tinggal di pedesaan membutuhkan upaya dan program untuk meningkatkan kualitas pembangunan agar tidak tertinggal dalam masyarakat perkotaan. Oleh karena itu fiperlukan keterlibatan nyata berupa partisipasi masyarakat langsung untuk mendukung program pemerintah.