Mohon tunggu...
Alfito Rifki Naufal
Alfito Rifki Naufal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Politeknik Negeri Bandung

Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung| Semifinalis National Accounting and Tax Olympiad| Sekretaris Umum Komunitas Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Organisasi Intra Kampus Mulai Ditinggalkan, Salah Siapa?

9 Juli 2024   03:31 Diperbarui: 9 Juli 2024   06:19 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak mahasiswa merasa bahwa upaya dan waktu yang mereka habiskan dalam organisasi intrakampus tidak dihargai atau tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari pihak kampus. Misalnya, beberapa perguruan tinggi mungkin tidak memberikan pengakuan resmi atau kredit akademik untuk partisipasi dalam organisasi. Hal ini dapat menyebabkan penurunan motivasi bagi mahasiswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan organisasi.

Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi juga berperan penting dalam penurunan minat mahasiswa dalam mengikuti organisasi intrakampus. Banyak organisasi yang mengharuskan anggotanya untuk membayar iuran, membeli perlengkapan, atau mengikuti kegiatan yang memerlukan biaya yang cukup besar. Bagi sebagian mahasiswa, terutama yang berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah, hal ini dapat menjadi beban finansial yang berat. Dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, mahasiswa lebih cenderung mengalokasikan sumber daya finansial mereka untuk kebutuhan yang lebih mendesak seperti biaya kuliah, tugas, buku, dan kebutuhan sehari-hari ketimbang aktivitas organisasi yang mungkin tidak esensial.

Solusi dan Rekomendasi

Untuk mengatasi penurunan partisipasi dalam organisasi intrakampus, beberapa langkah dapat diambil:

  • Memberikan Penghargaan dan Pengakuan: Perguruan Tinggi harus memberikan penghargaan dan pengakuan resmi kepada orang-orang yang berpartisipasi dalam kelompok atau organisasi. Ini bisa berupa sertifikat, kredit akademik, atau penghargaan lainnya yang dapat meningkatkan profil siswa partisipasi organisasi intrakampus sebagai bagian dari kredit akademik.
  • Meninjau Beban Akademik: Peninjauan kembali kurikulum dan beban akademik dapat membantu siswa merasa lebih tenang dan tenang. Ini berarti mereka memiliki lebih banyak waktu dan tenaga untuk terlibat dalam kegiatan organisasi.
  • Mengintegrasikan Teknologi: Mahasiswa yang lebih akrab dengan teknologi dapat ditarik oleh penggunaan platform digital dan teknologi untuk mendukung kegiatan organisasi.
  • Dukungan Finansial: Memberikan dukungan finansial untuk kegiatan organisasi dapat membantu mengurangi pengeluaran dan mendorong siswa untuk berpartisipasi lebih aktif.
  • Penyederhanaan dan modifikasi kaderisasi: Dengan beban akademik yang padat tentunya proses kaderisasi yang sederhana dan fleksibel adalah salah satu solusi konkret dalam masalah tren negatif organisasi intrakampus. Hindari kegiatan yang terlalu memakan waktu dan energi, sehingga mahasiswa tidak terbebani. Penghapusan atau modifikasi tradisi negatif juga menjadi salah satu solusi yang dapat diterapkan jika ada praktik kaderisasi yang dianggap terlalu berat dan bahkan merugikan. Fokus pada kegiatan yang membangun keterampilan, dan semangat kebersamaan.

Salah satu masalah yang rumit adalah penurunan partisipasi mahasiswa dalam organisasi intrakampus. Ini dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk tekanan akademik yang meningkat, pengaruh teknologi dan media sosial, perubahan prioritas dan gaya hidup siswa, kurangnya dukungan dan penghargaan, dan mungkin juga proses kaderisasi yang kurang efektif. Mengurangi beban akademik, mengintegrasikan teknologi, meningkatkan kesadaran, berkolaborasi dengan pihak eksternal, meningkatkan infrastruktur dan fasilitas, dan mengembangkan program pengenalan dan orientasi adalah solusi nyata untuk masalah ini. 

Evaluasi dan perubahan dalam proses kaderisasi juga diperlukan jika tren negatif terus berlanjut. Organisasi intrakampus dapat kembali menjadi tempat yang aktif dan dinamis yang mendukung pertumbuhan pribadinya dengan menggunakan pendekatan holistik dan fleksibel yang melibatkan evaluasi berkelanjutan, pengembangan program inklusif, peningkatan komunikasi dan promosi, dan penyesuaian program sesuai dengan minat siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun